Foto-foto Terbaik National Geographic di Tahun 2016

By , Sabtu, 17 Desember 2016 | 12:00 WIB
Ketika badai petir di malam hari menyinari langit dekat Wood River, Nebraska, sekitar 413.000 burung sandhill crane datang untuk bertengger di air dangkal Sungai Platte. Foto ini mulanya diterbitkan di "What Happens to the U.S. Midwest When the Water's Gone?," pada Agustus 2016. (Randy Olson via National Geographic)
Seorang penyelam terus mencermati hiu harimau di Bahama. Tapi adegan ini mungkin tidak berbahaya seperti yang terlihat: hiu harimau mengandalkan kejutan untuk berburu mangsa dan tidak akan menyerang para penyelam yang terus mengamatinya. Foto ini mulanya diterbitkan di "He Went Face-to-Face With Tiger Sharks," pada Juni 2016. (Brian Skerry via National Geographic)
Ye Ye, panda raksasa berusia 16 tahun, duduk di kandang liar di pusat konservasi Wolong Nature Reserve, Tiongkok. Foto ini mulanya diterbitkan di "Pandas Get to Know Their Wild Side," pada Agustus 2016. (Ami Vitale/National Geographic)
Pekerja perawatan mata menggunakan frame tes lensa untuk melakukan pemeriksaan mata di wilayah Sundarbans India. Tujuan mereka: untuk membantu mengurangi jumlah kebutaan di India lebih dari delapan juta. Foto ini mulanya diterbitkan di "Why There’s New Hope About Ending Blindness," pada September 2016. (Brent Stirton via National Geographic)
Tergiur dengan buah ara, orangutan Borneo memanjat hingga ke ujung pohon setinggi 30 meter. Dengan berat individu jantan mencapai 90 kg, orangutan menjadi mamalia terbesar di dunia yang tinggal di pohon. Foto ini mulanya diterbitkan di "Inside the Private Lives of Orangutans," pada Desember 2016. (Tim Laman via National Geographic)
Seekor hewan peliharaan Saddleback tamarin bertengger pada Yoina Mameria Nontsotega seorang gadis Matsigenka yang sedang berenang di Sungai Yomibato, jauh di dalam Manu National Park, Peru. Foto ini mulanya diterbitkan di "This Park in Peru Is Nature ‘in Its Full Glory’—With Hunters," pada Juni 2016. (Charlie Hamilton James)
Keluarga pengungsi hidup di tengah puing-puing di Ramadi, kota Irak diratakan oleh kerusakan dan pertumpahan darah ISIS. Foto ini mulanya diterbitkan di "Surviving the Fall of Isis," pada Oktober 2016. (Moises Saman via National Geographic)
Senja yang menyinari tempat suci Athena Pronaia di Delphi. Para peziarah di Yunani kuno mungkin masih mempersembahkan korban sembelihan di sini sebelum berkonsultasi dengan peramal dari Delphi. Foto ini mulanya diterbitkan di "How the Greeks Changed the Idea of the Afterlife," pada Juli 2016. (Vincent J. Musi at Archaelogical Site of Delphi via National Geographic)
Seekor anak trenggiling pohon perut putih Afrika menumpangi induknya di Pangolin Conservation, sebuah organisasi nirlaba di St. Augustine, Florida. Foto ini mulanya diterbitkan di "Documenting the World’s Animals, One Picture at a Time," pada April 2016. (Joel Sartore via National Geographic)
Di Flint, Michigan, tiga saudara, Julie, Antonio, dan India Abram mengumpulkan uang saku harian mereka untuk air kemasan dari Fire Station #3, situs sumber daya air lokal mereka. Foto ini mulanya diterbitkan di "Intimate Portraits of Flint Show Frustration, Fear, Perseverance," pada Februari 2016. (Wayne Lawrence)
Kura-kura berebut untuk mendapat terlindung dari matahari. Mereka akan matang di dalam cangkang mereka jika terus terpapar panas terlalu lama. Foto ini mulanya diterbitkan di "Cave-Dwelling Giant Tortoises Are a Big Surprise," pada Februari 2016. (Thomas Peschak via National Geographic)
Seekor rusa jantan yang dipanen dan tanduknya yang berharga diangkut dengan cara kuno - menggunakan keledai. Lebih dari 72.000 pemburu datang ke dataran di sekitar Yellowstone dan Grand Teton pada tahun 2014. Foto ini mulanya diterbitkan di "How Ranching and Hunting Shape Protections for Bison and Elk," pada Mei 2016. (David Guttenfelder)
Igor Voronkin muncul di pertambangan batubara Barentsburg di Spitsbergen, Kepulauan Svalbard, Norwegia. Seperti kebanyakan dari 400 penambang lainnya, dia berasal dari timur Ukraina. Foto ini mulanya diterbitkan di "In the Arctic’s Cold Rush, There Are No Easy Profits," pada Maret 2016. (Evgenia Arbugaeva via National Geographic)
Foto-foto dan lukisan pemandangan seperti ini - Grand Canyon Yellowstone – menginspirasi DPR untuk membuat taman pada tahun 1872. Itu adalah langkah revolusioner. Foto ini mulanya diterbitkan di "Learning to Let the Wild Be Wild in Yellowstone," pada Mei 2016. (Michael Nichols via National Geographic)
Lahan gas alam Bovanenkovo Rusia, di Semenanjung Yamal, yang menunjukkan betapa mahalnya untuk berkembang sampai Presiden Vladimir Putin membuatnya menjadi prioritas. Foto ini mulanya diterbitkan di "In the Arctic’s Cold Rush, There Are No Easy Profits," pada Maret 2016. (Evgenia Arbugaeva via National Geographic)
Buaya Amerika muncul dari rumput tempat tidur para penyu untuk kembali ke labirin akar bakau yang menawarkan tempat tinggal tanpa celah untuk berlindung. (David Doubilet dan Jennifer Hayes via National Geographic)
Ibu kota Taiwan, Taipei berubah menjadi suatu kehidupan yang dinamis ketika matahari mulai terbenam. Foto ini mulanya diterbitkan di "Getaway Game: Taipei in 72 Hours," pada National Geographic Traveler. (Dina Litovsky via National Geographic)
Bangkai bison yang tenggelam di Sungai Yellowstone menjadi santapan pesta bagi para serigala ini dan keturunannya yang berusia 2 tahun. Foto ini mulanya diterbitkan di "Yellowstone: Wild Heart of a Continent," pada Mei 2016. (Ronan Donovan via National Geographic)
Becky Weed dan suaminya, David Tyler, beternak domba di dekat Taman Nasional Yellowstone. Mereka beternak dengan anjing penjaga untuk menangkal coyote, beruang, dan singa gunung. Foto ini mulanya diterbitkan di "Yellowstone's Future Hangs on a Question: Who Owns the West?" pada Mei 2016. (Erika Larsen via National Geographic)
Warna-warni Grand Prismatic Spring di Yellowstone berasal dari thermophiles: mikroba yang berkembang dalam air panas. Foto ini mulanya diterbitkan di "Learning to Let the Wild Be Wild in Yellowstone," pada Mei 2016. (Michael Nichols via National Geographic)
Steven Donovan, jungkir balik ke dalam kolam, mengambil pekerjaan musiman di Glacier National Park untuk mempertajam kemampuan fotografinya. Foto ini mulanya diterbitkan di "Can the Selfie Generation Unplug and Get Into Parks?" pada Oktober 2016. (Corey Arnold via National Geographic)
Kirk Odom dihukum karena kasus pemerkosaan setelah seorang ahli memberi kesaksian bahwa rambut di baju tidur korban cocok dengannya. Dia menghabiskan beberapa tahun di penjara sebelum tes DNA membuktikan dia tidak bersalah. Foto ini mulanya diterbitkan di "How Science Is Putting a New Face on Crime Solving," pada Juli 2016. (Max Aguilera-Hellweg via National Geographic)
Di Alaska, seekorinduk beruang hutan dan anak-anaknya menyebabkan "kemacetan beruang" di Park Road sepanjang 92 mil di Denali, yang dibuka untuk kendaraan pribadi hanya lima hari setiap musim panas. Foto ini mulanya diterbitkan di "How Can 6 Million Acres at Denali Still Not Be Enough?" pada Februari 2016. (Aaron Huey via National Geographic)
Penjaga Taman Nasional Virunga di Republik Demokratik Kongo menjalani pelatihan ala militer, termasuk taktik penyergapan, karena mendapat ancaman terus menerus dari kelompok bersenjata. Foto ini mulanya diterbitkan di "Inside the Fight to Save One of the World’s Most Dangerous Parks," pada Juli 2016. (Brent Stirton via National Geographic)
Para pemburu liar membunuh badak hitam ini demi tanduknya menggunakan peluru berkaliber tinggi di Hluhluwe-Imfolozi Park, Afrika Selatan. Jumlah badak hitam hanya sekitar 5.000 ekor hari ini. Foto ini mulanya diterbitkan di "Special Investigation: Inside the Deadly Rhino Horn Trade," pada Oktober 2016. (Brent Stirton via National Geographic)
Untuk melacak perubahan es laut, Lance, kapal peneliti Norwegia, berlayar di lautan es selama lima bulan pada tahun 2015, dalamperjalanan langka dari musim dingin ke musim semi Arctic. Foto ini mulanya diterbitkan di "Extreme Research Shows How Arctic Ice Is Dwindling," pada Januari 2016. (Nick Cobbing via National Geographic)
Di lereng gunung Taman Nasional Yosemite, fotografer Stephen Wilkes mengambil 1.036 gambar lebih selama 26 jam untuk membuat komposit siang-malam ini. Foto ini mulanya diterbitkan di "How National Parks Tell Our Story—and Show Who We Are," pada Januari 2016. (Stephen Wilkes via National Geographic)
Seorang pekerja menggunakan palu untuk memisahkan tuna beku di atas kapal kargo Cina yang berlabuh di kota General Santos, Filipina. Foto ini mulanya diterbitkan di "One of the World's Biggest Fisheries Is on the Verge of Collapse," pada Agustus 2016. (Adam Dean via National Geographic)
Darah menetes dari paruh Ruppell, burung pemakan bangkai. Leher dan kepala ditumbuhi bulu-bulu jarang yang membantu menjaga gumpalan darah, jeroan, dan kotoran dari bagian dalam bangkai menempel. Foto ini mulanya diterbitkan di "Vultures Are Revolting. Here’s Why We Need to Save Them." pada Januari 2016. (Charlie Hamilton James via National Geographic)
Berpakaian untuk pergi ke planet Mars, teknisi ruang angkasa Pablo de Leon melakukan tes prototipe baju ruang angkasa di Kennedy Space Center, NASA, di mana tanah halus dan kipas menirukan kondisi di planet merah. Foto ini mulanya diterbitkan di "Mars: Inside the High-Risk, High-Stakes Race to the Red Planet," pada November 2016. (Phillip Toledano via National Geographic)
Penduduk desa di Bagaran, Armenia, menyanyikan lagu budaya ketahanan dan kelangsungan hidup sambil piknik di malam hari di bawah pohon aprikot - dan sebuah salib raksasa yang bersinar terang menantang ke Turki. Foto ini mulanya diterbitkan di "A Century Later, Slaughter Still Haunts Turkey and Armenia," pada April 2016. (John Stanmeyer via National Geographic)
Sistem saraf gurita pada umumnya ini lebih besar dan lebih kompleks dari kebanyakan hewan invertebrata. Apakah ia dapat berpikir? Apakah ia sadar? Para peneliti bertanya-tanya apakah kita bisa mengetahuinya. Foto ini mulanya diterbitkan di "Why Do Octopuses Remind Us So Much of Ourselves?" pada November 2016. (David Liittschwager at Florida Keys Marine Life via National Geographic)
Sebuah keingintahuan, sebuah pertanda, simbol yang mendorong perubahan yang akan datang: Mei ini, untuk pertama kalinya dalam hampir empat dekade, sebuah kapal pesiar Amerika berlayar ke Teluk Havana. Foto ini mulanya diterbitkan di "Here Comes a Wave of Change for Cuba," pada November 2016. (David Guttenfelder via National Geographic)
Silversides berputar-putar melalui pohon bakau di terumbu karang lepas pantai Kuba. Ikan-ikan berukuran jari ini membentuk kerumunan besar untuk mengelabuhi pemangsa. Foto ini mulanya diterbitkan di "Cuba’s Underwater Jewels Are in Tourism’s Path," pada November 2016. (David Doubilet dan Jennifer Hayes via National Geographic)
Badak-badak di sebuah peternakan di Afrika Selatan, baru-baru ini cula mereka dipangkas. Tidak seperti gading gajah, cula badak tumbuh kembali ketika dipotong dengan benar. Para peternak yang menimbun cula berharap dapat menjualnya jika penjualan cula segera dilegalkan. Foto ini mulanya diterbitkan di "Special Investigation: Inside the Deadly Rhino Horn Trade," pada Oktober 2016. (Brent Stirton via National Geographic)
Gerd Gamanab, 67 tahun, terlambat mendapat pengobatan: Bertahun-tahun seorang tenaga kerja di Namibia ini terpapar matahari dan debu yang telah menghancurkan kornea matanya. Padahal kebutaannya kemungkinan dapat dicegah. Foto ini mulanya diterbitkan di "Why There’s New Hope About Ending Blindness," pada September 2016. (Brent Stirton via National Geographic)
Pada migrasi pertama mereka menuju musim panas di tenggara Yellowstone, anak rusa berumur tiga minggu dari kawanan rusa Cody mengikuti ibu mereka sampai lereng dengan ketinggian 4.600 kaki. Foto ini mulanya diterbitkan di "The Yellowstone We Don't See: A Struggle of Life and Death," pada Mei 2016. (Joe Riis via National Geographic)
Dalam pandangan pusat kota Seoul, ibukota Korea Selatan dan pusat kehidupan modern yang penuh tekanan, salesman Sungvin Hong berbaring setelah menaiki Bukhansan National Park. Foto ini mulanya diterbitkan di "This Is Your Brain on Nature," pada Januari 2016. (Lucas Foglia via National Geographic)
Musim panas menarik para wisatawan– berpakaian atau sebaliknya – berjemur di rerumputan pinggir sungai Schwabinger Bach, Munich. Padang rumput di sini sudah dikenal oleh para nudisme sejak 1970an. Foto ini mulanya diterbitkan di "How Urban Parks Are Bringing Nature Close to Home," pada April 2016. (Simon Roberts via National Geographic)
Penduduk asli di hutan Manú, Peru, beternak dan berburu hanya untuk penghidupan mereka. Monyet laba-laba (spider monkey) merupakan buruan favorit dan juga hewan peliharaan favorit. Foto ini mulanya diterbitkan di "This Park in Peru Is Nature ‘in Its Full Glory’—With Hunters," pada Juni 2016. (Charlie Hamilton James via National Geographic)
Seorang gadis sedang melihat tiga wanita Kurdish yang terfoto dengan wajah yang ditutupi. Dua wanita tersebut mengatakan mereka dipaksa untuk menikahi pejuang ISIS sebelum melarikan diri ke perkemahan pengungsi. Foto ini mulanya diterbitkan di "Kurds Fight to Preserve 'the Other Iraq,'" pada Maret 2016. (Yuri Kozyrev via National Geographic)
Musim panas menarik para wisatawan – berpakaian atau sebaliknya – berjemur di rerumputan pinggir sungai Schwabinger Bach, Munich. Padang rumput di sini sudah dikenal oleh para nudisme sejak 1970an. Foto ini mulanya diterbitkan di "How Urban Parks Are Bringing Nature Close to Home," pada April 2016. (Simon Roberts via National Geographic)
Penjaga panda di Cina menggunakan boneka leopard untuk melatih anak panda untuk melawan rasa takut terhadap musuhnya. Reaksi anak panda membantu menentukan kalau panda tersebut sudah siap untuk bertahan hidup sendiri. Foto ini mulanya diterbitkan di "Pandas Get to Know Their Wild Side," pada Agustus 2016. (Ami Vitale/National Geographic)
Di Fort Hall, Idaho, Leo Teton berdiri di sebelah tiang berornamen dengan tengkorak bison, menunjukkan hubungan spiritual antara suku Shoshone-Bannock dan bison. Foto ini mulanya diterbitkan di "How Ranching and Hunting Shape Protections for Bison and Elk," pada Mei 2016. (Erika Larsen via National Geographic)
Anak-anak berenang di sungai yang jembatannya rubuh di Selat Salut, Haiti. Kota mengalami kerusakan serius karena dihantam Badai Matthew, mengakibatkan banyak rumah rusak berat. Foto ini mulanya diterbitkan di "Pictures Reveal Hurricane Matthew's Destruction in Haiti," pada Oktober 2016. (Andrew cConnell via National Geographic)
Isra Ali Saalad pindah dari Somalia ke Swedia dengan ibunya dan dua saudaranya. “Alasan kami datang ke negeri ini adalah karena aman,” kata saudarinya, Samsam. Foto ini mulanya diterbitkan di "The New Europeans," pada Oktober 2016. (Robin Hammond via National Geographic)
Burung bangkai Rüppell muda memakan bagian dari zebra di Serengeti. Kebanyakan burung sudah tahu pilihan daging yang akan mereka inginkan, dan hanya menyisakan kulit dan tulang untuk burung lain. Foto ini mulanya diterbitkan di "Vultures Are Revolting. Here’s Why We Need to Save Them." pada Januari 2016. (Charlie Hamilton James via National Geographic)
Bersantai di dalam air hangat yang luas, hiu karang sirip hitam menunggu air pasang memenuhi laguna di Atol Aldabra, Seychelles. Foto ini mulanya diterbitkan di "In the Seychelles, Taking Aim at Nature’s Bullies," pada Maret 2016. (Thomas Peschak via National Geographic)
Sesaat ketika kereta hampir sampai pada akhir perjalanan di stasiun Kashgar, seorang anak melukis sebuah hati di atas pasir yang menumpuk selama perjalanan. Foto ini mulanya diterbitkan di "Travel 3,000 Miles Through China’s Wondrous Wild West," pada Juli 2016. (Matthieu Paley via National Geographic)