5 Penemuan Arkeologi Terbesar di Tahun 2016

By , Selasa, 27 Desember 2016 | 16:00 WIB

Sepanjang tahun 2016, para arkeolog telah berhasil menggali berbagai “harta karun” yang mengungkap sejarah peradaban masa lalu. Dari mosaik bahtera Nabi Nuh hingga kompleks makam batu yang dianggap milik Yesus, simak lima penemuan arkeologi terbesar sepanjang 2016 berikut ini.

Mosaik Bahtera Nabi Nuh

Mosaik yang menggambarkan kisah tentang bahtera Nuh ditemukan tahun ini dalam sebuah sinagoga kuno di situs Huqoq, Israel. Pada mosaik tersebut, batera Nuh terlihat dipenuhi berpasang-pasang hewan, termasuk singa, beruang dan macan tutul. Panel lain dari mosaik itu menggambarkan kisah terbelahnya Laut Merah, tentara-tentara Mesir kuno yang tenggelam bersama kereta mereka dan dimakan oleh ikan raksasa. (Baca selengkapnya di Lantai Mosaik Bergambar Kejadian Terbelahnya Laut Merah Ditemukan di Reruntuhan Sinagoga Kuno)

Situs Megalitik di Kazakhstan

Monumen batu yang lebih Megah dari Stonehenge ditemukan di Kazakhstan. (Evgenii Bogdanov/Russian Academy of Sciences Siberian Department's Institute of Archaeology and Ethnography.)

Tahun ini, para arkeolog mengumumkan penemuan kompleks batu berusia 1.500 tahun di Kazakhstan yang terbentang seluas 120 hektar. Meski masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menguak misteri kompleks batu ini, para arkeolog telah melaporkan beberapa penemuan awal. Di antaranya, penemuan pelana yang sebagian terbuat dari perak dan batu yang diukir dengan gambar berbagai senjata dan hewan. Dugaan sementara, kompleks ini mungkin dibangun oleh Hun, orang-orang yang berkelana melintasi Asia dan Eropa serta mengalami konflik dengan penduduk di bawah Kekaisaran Romawi kuno. (Simak lebih lanjut di tautan ini Monumen Batu yang Lebih Megah dari Stonehenge Ditemukan di Kazakhstan)

Makam Perahu Raja di Mesir

Di dinding makam perahu, terdapat 120 gambar perahu berbeda. Beberapa gambar hanya berupa garis sederhana seperti lambung kapal yang melengkung. Sementara sisanya tampak lebih rumit, dengan garis-garis yang membentuk kapal, layar dan tiangnya. (Josef Wegner/University of Pennsylvania via National Geographic)

Tim arkeolog dari University of Pennsylvania menemukan pemakaman untuk perahu raja di situs Abydos, Mesir.

Situs ini berisi kayu sisa-sisa perahu berukuran panjang 20 meter dan dinding makam yang menunjukkan 120 gambar perahu berbeda. Beberapa gambar hanya berupa garis sederhana seperti lambung kapal yang melengkung. Sementara sisanya tampak lebih rumit, dengan garis-garis yang membentuk kapal, layar dan tiangnya.

Peneliti menduga, perahu ini merupakan bagian dari pemakaman Raja Senwosret III, karena ditemukan tak jauh dari makamnya. Pada periode tertentu, masyarakat Mesir kuno memang mempraktikkan penguburan perahu dalam rangkaian upacara pemakaman kerajaan. Perahu tersebut memiliki peran simbolis sebagai bentuk pelayanan kepada raja di alam akhirat. (Baca lebih lanjut tentang penemuan ini: Arkeolog Temukan Makam Perahu Raja Mesir Kuno)

Piramida di dalam piramida di dalam piramida

Arkeolog menemukan piramida El Castillo di Chichen Itza, Meksiko, yang sebenarnya mengandung dua lapisan piramida lain di dalamnya. Piramida terluar dibangun pada suatu waktu antara tahun 950-1000 M, sementara piramida di lapisan tengah dibangun antara tahun 850-900, dan piramida paling dalam dibangun antara tahun 600 dan 800.

Dalam upaya menemukan piramida tersebut, para arkeolog melakukan survey resistivitas listrik pada piramida terluar. Resistivitas listrik umum digunakan sebagai teknik dalam arkeologi, karena dapat menembus struktur bangunan, tanah, dan hambatan yang ditemui oleh arus tersebut dapat diukur. Pengukuran ini kemudian dapat digunakan untuk membantu menentukan apa yang ada di bawah permukaan.

Membuka Segel Makam Yesus

Anggota tim konservasi mengangkat batu dan melakukan pemindaian digital sebelum mengangkat lapisan marmer di atas makam yang dipercaya sebagai makam Yesus. (Oded Balilty, AP untuk National Geographic)

Di tahun 2016, para arkeolog berhasil membuka segel makam di Yerusalem, yang diyakini oleh masyarakat kuno sebagai makam Yesus Kristus. Hal itu dilakukan sebagai upaya konservasi dan untuk mempelajari lebih lanjut tentang makam tersebut. Saat penggalian, arkeolog menemukan tempat tidur dari batu kapur, yang diyakini sebagai tempat untuk membaringkan tubuh yesus setelah disalib.

Menurut legenda, makam tersebut ditemukan di abad ke-4 setelah Helena, ibu dari Kaisar Romawi, melakukan perjalanan ke Yerusalem dan memerintahkan penggalian untuk menemukan lokasi makam tersebut. (Baca kisah lengkapnya di Membuka Segel Makam yang Diduga Milik Yesus)