Leonardo DiCaprio sering mengatakan, bahwa dia mencari nafkah di dunia khayalan. Aktor pemenang Oscar berusia 41 tahun ini pernah bermain sebagai penduduk perbatasan era 1820-an, sebagai seorang taipan era 1920-an, dan sebagai seorang penipu era 1960-an. Kini, DiCaprio, seorang utusan perdamaian PBB, telah menghasilkan film dokumenter tentang masalah yang sangat nyata: perubahan iklim dan kebutuhan akan adanya tindakan pemerintah. Ia melakukan pengambilan gambar Before the Flood di seluruh dunia—kali ini berperan sebagai dirinya sendiri.
Harapan Anda, siapa yang bisa dijangkau oleh film ini?
Semua berperan dalam menyelamatkan planet. Film ini mendidik semua orang tentang ancaman perubahan iklim. Ada langkah-langkah yang praktis untuk mempercepat adopsi teknologi energi terbarukan dan bersih di seantero planet. Untuk film ini, kami mewawancarai tokoh-tokoh yang menginspirasi, mulai dari Paus Fransiskus dan Presiden Obama, sampai aktivis seperti Sunita Narain. Suara lantangnya di India menyerukan agar negaranya menjadi bagian dari solusi global.
Bagaimana sebuah isu seperti perubahan iklim menarik perhatian yang lebih berkesinambungan?
Tak ada isu sepenting ini—karena masa depan planet lah taruhannya. Kita tidak memiliki planet B. Energi yang kita fokuskan untuk menyelesaikan perubahan iklim dan tekanan yang kita lakukan pada pemimpin-pemimpin global, akan ikut menciptakan lingkungan yang lebih berkesinambungan dan layak huni untuk jangka panjang.
Anda pergi ke sepenjuru dunia. Pesan apa yang hendak disampaikan orang-orang ini kepada Amerika?
Kita perlu memilih pemimpin yang memahami isu serius yang berdampak pada iklim kita—dan pemimpin yang memercayai kebenaran ilmu pengetahuan yang tak terbantahkan. Tak ada bangsa atau masyarakat yang kebal dari gejala perubahan iklim. Kita masih dapat mencegah krisis ini menjadi tantangan luas di masa depan negara kita. Kita memiliki kesempatan untuk mengarahkan dunia dalam salah satu isu paling krusial sepanjang masa.
Wawancara telah disunting agar lebih ringkas dan jelas.