Ilmuwan Ungkap 163 Spesies Baru dari Wilayah Mekong

By , Rabu, 21 Desember 2016 | 18:00 WIB

Ular pelangi dan kadal air klingon merupakan beberapa spesies aneh yang baru ditemukan di wilayah Mekong. Laporan yang dipublikasikan oleh World Wild Fund (WWF) mengungkap 163 spesies baru Mekong pada dunia. Seluruh spesies tersebut ditemukan pada tahun 2015.

Salah satu area paling kaya spesies di Bumi, yaitu Mekong dan sungainya, mencakup sebagian wilayah Laos, Kamboja, Thailand, Myanmar dan Vietnam. Selama 20 tahun terakhir, ahli biologi telah menemukan hampir 2.500 spesies baru di pegunungan-pegunungan dan hutan-hutan hujannya.

“Penemuan spesies baru tidak sembarangan. Sering kali, kita tidak melihatnya,” kata David Blackburn, seorang herpetolog di Florida Museum of Natural History yang tidak terlibat dalam laporan WWF.

Di tebing berbatu di Laos, tim ahli biologi bertemu dengan ular perak, berkepala warna-warni yang tidak pernah mereka lihat. Setelah mempelajari kembali di laboratorium, para ilmuwan menyadari ular ini bukan hanya spesies baru, imelainkan juga genus baru. (Alexandre Teynie via National Geographic)

Banyak spesies yang berukuran sangat kecil, membuatnya sulit ditemukan oleh para ilmuwan. Ada pula yang hanya hidup di area kecil habitat yang lokasinya sulit dijangkau. Selain itu, kadang sulit membedakannya dengan spesies lain.

Meski begitu, menemukan mereka sangat penting. Klasifikasi formal merupakan langkah awal untuk melindungi spesies.

“Banyak keragaman hayati dunia yang menunggu untuk dideskripsikan. Beberapa spesies tersebut rentan terhadap kepunahan. Kita tidak dapat melindungi apa yang harus kita lindungi tanpa adanya data,” kata Blackburn.

Kadal air klingon, ditemukan di timur laut Thailand, memiliki tubuh merah anggur dan tanda hitam yang membuatnya mudah dikenali di tengah kehijauan daerah sekitarnya. (Porrawee Pomchote via National Geographic)

Ancaman lainnya datang dari pembangunan yang terus berlanjut di wilayah tersebut, termasuk pembuatan beberapa bendungan raksasa. Infrastruktur semacam itu dapat mengubah ekosistem secara permanen, membuat pemahaman terhadap hewan dan tumbuhan—dari biasa hingga aneh—yang menghuni kawasan Mekong, menjadi hal yang lebih penting sebelumnya.