Lubang hitam di pusat galaksi kita ternyata menyemburkan objek-objek seukuran planet yang berhamburan melintasi angkasa. Fenomena ini cukup aneh, karena lazimnya lubang hitam cenderung menghisap objek di sekitarnya ketimbang memuntahkannya.
Simulasi komputer dari peneliti Harvard University, Eden Girma, yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Astronomical Society di Texas, menunjukkan bahwa lubang hitam supermasif di galaksi kita bertanggung jawab atas semburan sejumlah objek kosmik di ruang angkasa.
“Galaksi kita dihuni oleh ratusan juta objek-objek beku yang merupakan sisa-sisa dari bintang,” kata Girma.
Objek-objek beku seukuran planet itu terbentuk melalui cara yang tak biasa. Setiap 10.000 tahun atau lebih, sebuah bintang melintas terlalu dekat dengan Sagittarius A*, lubang hitam supermasif yang berada di pusat Bima Sakti.
Ketika itu terjadi, kehidupan bintang tersebut akan berakhir. Gravitasi kuat lubang hitam akan menghancurkan dan mencabik-cabik bintang, meninggalkan jejak serupa pita yang berserakan di dekat jantung Bima Sakti.
Bagian proses tersebut sudah lama diketahui, namun penelitian yang dilakukan oleh Girma dan rekannya, James Guillochon, berhasil mengungkap apa yang terjadi setelahnya.
Dalam penelitiannya, Girma dan Guillochon membuat simulasi 50 bintang yang dicabik-cabik. Mereka menyaksikan serpihan-serpihan bintang yang hancur mulai saling bergabung dan membentuk gumpalan gas serta debu.
Objek sisa tersebut memiliki ukuran yang bervariasi, kebanyakan lebih besar dari Neptunus, dan ada yang lebih besar dari Jupiter. Objek-objek ini terlontar dari mulut lubang hitam dengan kecepatan melebihi 32 juta km per jam.
Sekitar 95 persen objek planetoid itu terlempar jauh ke pedalaman kosmik yang memisahkan Bima Sakti dengan galaksi lainnya. Sebagian lainnya tetap berada tak jauh dari Sagittarius A*.
Kurang dari satu persen dari objek-objek itu, sekarang berkeliaran di pinggiran Bima Sakti. Jaraknya mungkin hanya sekitar enam ratus tahun cahaya dari Bumi.
Jika Girma dan Guillochon benar tentang frekuensi Sagittarius A* mencabik bintang yang lewat, maka berarti ada jutaan objek mirip planet yang berkeliaran di galaksi kita. Belum lagi di tambah objek-objek yang datang dari galaksi tetangga, karena menurut Girma, fragmen sisa bintang ini bisa menempuh perjalanan dengan kecepatan tinggi dan dapat keluar dari galaksinya.
“Dengan mendeteksi mereka, kita bisa menggali lebih banyak informasi tentang komposisi kimia dari fragmen tersebut, dan belajar lebih banyak tentang bintang asalnya atau mungkin dapat menentukan kelayakhunian objek tersebut,” pungkis Girma.