Separuh Jantan, Separuh Betina

By , Jumat, 6 Januari 2017 | 18:00 WIB

Perbedaan tampilan antara spesies jantan dan betina disebut dimorfisme seksual.  Istilah itu mengimplikasikan bahwa ada garis pemisah antara jenis kelamin. Tetapi, di kerajaan satwa, banyak yang melampaui batas itu.

Alam dipenuhi hermafrodit, satwa yang dari luar mungkin terlihat seperti pejantan atau betina, tetapi memiliki organ reproduktif keduanya. Sepupu mereka yang lebih jarang ditemukan adalah gynandromorph, satwa dengan campuran ciri jantan dan betina.

Hal yang lebih jarang lagi adalah gynandromorph bilateral (atas), satwa separuh jantan dan separuh betina, terbelah di tengah. Fenomena ini pernah terdokumentasikan pada burung, krustasea—dan kupu-kupu.

Ahli biologi evolusi Josh Jahner menjelaskan: Kromosom seks kupu-kupu berkebalikan dengan manusia—pejantan memiliki dua kromosom serupa (ZZ), sementara betina memiliki dua yang berbeda (ZW). Telur betina kadang-kadang memiliki dua inti, satu Z dan satu W. Saat terjadi “pembuahan ganda” oleh sperma pejantan Z, hasilnya adalah embrio yang memiliki separuh dari setiap jenis kelamin.

Pada studi 1980-an, satu tim peneliti yang mengembangbiakkan hampir 30.000 kupu-kupu, hanya menemukan lima gynandromorph bilateral. Kolega di University Nevada, Reno, bisa menemukan empat lagi sejak 2011.

Di laboratorium Jahner, gynandromorph berusaha untuk bertelur, tetapi gagal karena ketidakteraturan sistem reproduktifnya. Meskipun jenis ini memiliki campuran warna mencolok, kecantikan mereka tak bisa diwariskan.

Habitat

Hutan, taman, dan daerah pinggiran di separuh timur Amerika Serikat dan sebagian Kanada.

Fakta-fakta lain

Pada kupu-kupu eastern tiger swallowtail gynandromorph bilateral ini, sisi kuning adalah pejantan dan sisi gelap adalah betina (ditunjukkan dalam skala 1,5 kali lebih besar dari skala sesungguhnya). Istilah itu menggabungkan gyn dari bahasa Yunani, atau betina, dan andro, atau jantan.