Museo Atlantico, Museum Bawah Laut yang Didedikasikan untuk Laut dan Pengungsi

By , Kamis, 12 Januari 2017 | 20:00 WIB

Mengunjungi museum di daratan sudah biasa dilakukan. Tapi bagaimana dengan museum bawah laut?

Minggu ini, Museo Atlantico, museum bawah laut pertama di Eropa, resmi dibuka untuk umum. Musum ini menampilkan lebih dari 300 patung karya seniman Inggris, Jason deCaires Taylor.

Instalasi patung-patung tersebut dapat ditemukan pada kedalaman 12 meter di bawah permukaan Samudra Atlantik di Bahía de Las Coloradas, di selatan pantai Lanzarote, Spanyol. Situs ini mencakup area seluas 2.500 meter persegi, dan dapat dieksplorasi oleh para penyelam scuba atau dari perahu berdasar kaca.

Museo Atlantico dirancang sebagai tempat untuk mempromosikan pendidikan, melestarikan dan melindungi lingkungan laut sebagai bagian integral dari sistem nilai-nilai kemanusiaan.

Karya-karya permanen di museum tersebut seluruhnya dibuat dari material dengan pH netral yang dirancang untuk mendorong reproduksi spesies ikan lokal dan menciptakan habitat bagi kehidupan laut di kawasan itu.

Didedikasikan untuk laut dan pengungsi

Patung-patung karya Taylor berupaya menggambarkan “dialog antara masa lalu dan sekarang, serta perpecahan dalam masyarakat”. Beberapa karya yang paling terkenal, termasuk The Rubicon, Vortex dan The Raft of Lampedusa, merujuk pada masuknya pengungsi ke pulau-pulau Italia.

Karya Jason deCaires Taylor bertajuk The Raft of Lampedusa. (Jason deCaires Taylor)

“Pameran ini merupakan bentuk penghormatan tak hanya kepada para pengungsi yang berhasil, tetapi juga mereka yang mimpi dan harapannya tetap berada di dasar laut,” kata Taylor seperti dikutip dari The Local.

“Saya berharap Museo Atlantico of Lanzarote dapat menjadi pintu masuk ke dunia yang berbeda dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan laut yang berharga dan seberapa besar ketergantungan kita terhadapnya,” pungkas Taylor.