"Air Terjun" Lava yang Jatuh ke Samudra Pasifik dan Legenda Dua Saudara

By , Jumat, 3 Februari 2017 | 18:00 WIB

“Air terjun” lava tersebut terletak di delta lava Kamokuna di Hawai'i Volcanoes National Park, dan mulai terjadi setelah beberapa hektar tanah runtuh pada 31 Desember 2016 silam.

Selama fenomena itu terjadi, pihak taman nasional menghimbau pada para pengunjung untuk tidak melakukan kegiatan pendakian dan berperahu di dekat aliran lava tersebut.

Videografer Warren Fintz, yang mengambil cuplikan video aliran lava di atas, merekam fenomena itu dari area pandang yang diizinkan. Dalam video yang direkamnya, Fintz sempat menyorot dua pendaki yang berada terlalu dekat dengan tepian aliran lava.

“Kedua pendaki tersebut kemudian buru-buru menyelamatkan diri ketika bagian tepi tebing mulai runtuh ke laut, dan beberapa detik kemudian, letusan dari laut melontarkan puing-puing ke arah tebing tempat mereka berdiri,” ujar Fintz kepada National Geographic.

Fintz mengambil cuplikan video ini pada akhir Januari lalu. Ia menghabiskan malam di dekat tebing yang runtuh pada akhir tahun lalu.

“Sejauh ini, inilah peristiwa paling menakjubkan yang saya saksikan dalam hampir 10 tahun karir saya memotret lava,” ucap Fintz.

Pertempuran dua saudara

Di kalangan masyarakat adat Hawaii, terdapat kepercayaan bahwa peristiwa tersebut berkaitan dengan perseteruan antara dua penguasa Hawaii: Pele (dibaca peh-leh), sang dewi api, petir, angin, tari dan gunung berapi dengan kakak perempuannya, Namakaokahai, sang dewi lautan.

Seteru kedua saudara itu bermula ketika Namakaokahai jatuh cinta dan menikah dengan seorang tukang sihir perkasa, Aukelenuiaiku. Namakaokahai, yang begitu terkesan dengan Aukelenuiaiku, menunjukkan dan mengajarinya segala bentuk kekuatan magis yang ia miliki.

Tapi, Aukelenuiaiku yang mudah goyah, akhirnya tergoda oleh adik Namakaokahai yang lebih cantik dan muda, Pele. Aukelenuiaiku mengkhianati Namakaokahai dan mempersunting Pele sebagai istrinya.

Dipicu amarah, Namakaokahai mengirim gelombang tinggi dan banjir untuk menghancurkan rumah Pele. Meski selamat, Pele dan keluarganya tidak bisa melarikan diri dari murka kakaknya. Di gunung berapi mana pun, Pele membuka kawah untuk beristirahat, asapnya akan menjadi petunjuk bagi Namakaokahai untuk menemukannya.

Kemana pun Pele pergi di Kepulauan Hawaii, Namakaokahai terus mengikuti. Hingga akhirnya Pele menetap di pegunungan Mauna Loa, yang terlalu tinggi untuk dicapai oleh gelombang laut. Pele memperoleh kembali kepercayaan dirinya di tempat ini dan mulai melakukan perlawanan terhadap Namakaokahai. 

Dari legenda itu, hingga kini masyarakat adat setempat meyakini, peristiwa bertemunya lava dengan laut merupakan lambang pertempuran dua saudara penguasa Hawaii tersebut.