Bintang yang sedang jadi sorotan ini diberi nama PSR J1119-6127 aka J1119. Cukup misterius karena perilakunya memperlihatkan sifat dari dua obyek yang berbeda, yakni pulsar dan magnetar. Meski tampak berbeda, kehadiran J1119 tentunya membawa cerita menarik sekaligus tantangan bagi para astronom untuk bisa memahami evolusinya dan menemukan mengapa perilakunya seperti itu.
Bagi para astronom, pulsar radio dan magnetar merupakan dua tipe bintang neutron yang berbeda. Dari karakteristiknya, pulsar radio merupakan sisa ledakan bintang yang memancarkan gelombang radio dengan denyutan teratur sebagai akibat rotasinya yang sangat cepat. Sementara itu, magnetar justru memiliki perilaku yang lebih berbahaya. Magnetar menyemburkan sinar-X dan sinar gamma berenergi tinggi dan medan magnetnya ultra kuat. Atau dengan kata lain, magnetar merupakan bintang dengan medan magnet paling kuat di alam semesta yang kita ketahui saat ini.
Dari hasil pengamatan, J1119 tidak memiliki denyut teratur. Pada waktu-waktu tertentu, ritme denyutan itu berubah dan melepaskan semburan. Tapi, saat J1119 berdenyut, bintang ini bisa menjaga ritme denyutannya. Aneh? Mari kita telusuri sekilas tentang J1119.
Obyek misterius J1119 ditemukan pada tahun 2000 sebagai pulsar radio. Semua baik-baik saja sampai tahun 2016 saat teleskop Fermi dan Swift milik NASA melihat dua semburan sinar X dan 10 letupan cahaya berenergi rendah datang dari obyek yang sama.
Kejadian ini tentu memicu pertanyaan apa yang sedang terjadi. Mengapa pulsar radio ini tiba-tiba memberontak dan mulai bertingkah seperti magnetar, si bintang neutron yang punya medan magnet sangat kuat. Ataukah ini memang satu fase dalam bintang neutron yang harus dilalui?
J1119 sepertinya mampu membagi waktunya untuk berada pada dua kondisi bintang neutron yang berbeda. Ada kalanya ia berperilaku sebagai pulsar, dengan denyut teratur di inti sisa supernova, dan di waktu lain menjadi magnetar, yang emisinya dikendalikan oleh peluruhan medan magnet dan bukan rotasi bintang.
Semburan sinar-X pada J1119 di diperkirakan terjadi karena medan magnet si bintang mengalami perubahan saat bintang berotasi. Tekanan yang besar saat terjadi perubahan medan magnet diperkirakan menjadi penyebab kerak terluar bintang neutron retak sehingga terjadi perubahan rotasi. Dalam pengamatan lanjutan yang dilakukan, diketahui pula kalau intensitas pancaran gelombang radio J1119 menguat dan melemah dengan sangat tajam. Dan dalam 10 hari, J1119 mulai berperilaku seperti pulsar radio normal kembali.
Bukti yang diperoleh sepertinya sedang memperlihakan satu fase evolusi yang sedang dilalui bintang neutron. Fase transisi dari pulsar radio dan magnetar. Fase ini belum pernah dilihat sebelumnya. Dari sekitar 2500 pulsar di Bima Sakti, J1119 merupakan yang pertam yang memperlihatkan perilaku seperti ini.
Bisa jadi, fase ini merupakan mata rantai yang hilang yang bisa menghubungkan pulsar dan magnetar. Tapi ada pertanyaan lain yang kemudian muncul. Mana yang lebih dulu, pulsar atau magnetar?
Ada perdebatan. Sebagian ilmuwan berargumentasi kalau bintang neutron seperti J1119 memulai fase magnetar terlebih dahulu. Secara perlahan semburan sinar-X dan sinar gamma berkurang dan akhirnya berhenti baru kemudian memasuki fase pulsar. Tapi, ada teori lain. Bintang neutron seperti J1119 memulai fase pulsar radio terlebih dahulu dan seiring waktu medan magnetnya muncul dari sisa supernova dan pada akhirnya terjadilah semburan seperti halnya magnetar.
Jawaban pastinya belum ada, dan ini pekerjaan rumah para astronom untuk melakukan pengamatan lanjutan pada obyek – obyek serupa.