Es Laut di Antartika menyusut hingga mencapai titik terendahnya pada minggu ini, demikian hasil yang ditunjukkan oleh data satelit National Snow and Ice Data Center (NSIDC) Amerika Serikat.
Pengukuran harian mencatat wilayah es tersebut menyusut hingga mencapai ukuran 2,22 juta kilometer persegi pada Selasa, 14 Februari 2017. Ukuran tersebut lebih kecil ketimbang catatan terburuk es laut Antartika sebelumnya, yaitu 2,28 juta kilometer persegi pada 27 Februari 1997.
Berbeda dengan es laut di Arktik yang mengalami penurunan relatif stabil selama tiga dekade terakhir karena kenaikan suhu global, es laut Antartika justru menunjukkan tingkat penurunan yang tak menentu dan kontroversial sejak pemantauan dimulai pada akhir 1970-an.
Direktur NSIDC, Mark Serreze mengatakan pada Reuters bahwa pihaknya akan menunggu hasil pengukuran hingga beberapa hari ke depan untuk mengkonfirmasi catatan terendah ini.
“Tapi, kecuali ada keanehan yang terjadi, saat ini kita telah menyaksikan Antartika berada di titik terendahnya. Beberapa orang mengatakan hal itu sudah terjadi, namun kami cenderung menjadi konservatif dan mengamati rata-rata data selama lima hari pengukuran,” ujarnya.
Pencairan es di kutub-kutub Bumi merupakan salah satu indikator pemanasan global dan menimbulkan kekhawatiran akan kenaikan permukaan laut serta dampak-dampak iklim lainnya. Meskipun waktu dan besarnya dampak tersebut masih menjadi perdebatan ilmiah, tren ini menimbulkan urgensi bagi negara-negara di dunia untuk meningkatkan upaya mengekang emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global.