Gen autisme mungkin dipertahankan selama masa evolusi, karena membuat kita jadi makin cerdas. Ini pendapat para ilmuwan.
Lebih banyak lagi varian genetika terkait autisme yang secara alami diwariskan secara tak terduga terseleksi secara kebetulan. Ini terbukti dalam sebuah penelitian.
Varian sama berkaitan dengan ciri-ciri berhubungan dengan kinerja otak sepertifungsi molekular berhubungan dengan penciptaan neuron-neuron baru.
Pemimpin penelitian Dr Renato Polimanti dari Yale School of Medicine di Amerika Serikat mengatakan,"Kami menemukan sinyal positif kuat bahwa bersamaan dengan kelainan spektrum autisme, varian-varian ini juga berhubungan dengan pencapaian intelektual."
Di bawah hukum seleksi alam yang diuraikan Charles Darwin, varian evolusi yang memiliki dampak negatif terhadap kesuksesan proses reproduksi dengan cepat dihilangkan dari sebuah populasi.
Tetapi varian yang memberikan kesempatan lebih baik bertahan hidup cenderung tetap ada dari generasi ke generasi jika keunggulan-keunggulannya melebihi kelemahannya.
Salah satu peneliti Prof. Joel Gelernter dari Yale University mengungkapkan bahwa mungkin sulit untuk membayangkan mengapa banyak varian gen yang bersamaan menimbulkan ciri-ciri seperti kelainan spektrum autisme, masih dipertahankan dalam populasi manusia. Mengapa varian itu tak dihilangkan dalam proses evolusi?"
"Pemikirannya adalah selama evolusi, varian-varian ini yang memiliki efek positif terhadap fungsi kognitif terseleksi dengan pengorbanan terjadi peningkatan risiko kelainan spektrum autisme," katanya.
Para ilmuwan yang sudah menerbitkan penemuan mereka di jurnal Public Library of Science Genetics itu sudah meneliti lebih dari 5.000 kasus kelainan spektrum autisme dan melakukan analasis seleksi gen evolusioner.