Saya datang setelah penerbangan yang mengesalkan, karena terlambat hingga dua jam. Untungnya, sesampainya di hotel ini, saya disambut semarak karpet merah, semangkuk popcorn, dan minuman segar. Suasananya membawa saya dan teman seperjalanan berbinar-binar.
Kami menginap di Fame Hotel Sunset Road selama tiga malam berada di Bali. Hotel ini mengusung tema musik, film, dan selebritas. Miniatur gitar dan drum bertuliskan “The Beatles” yang diletakkan di atas meja resepsionis, tampak menarik bagi penggemar musik.
Kami memutuskan untuk bersantai sebentar di restoran hotel yang tampaknya akan disukai oleh pemuja potret diri dengan latar Instagram-able. Dinding restoran itu ramai dengan ilustrasi dan tulisan-tulisan menarik. Di samping restoran, terdapat kolam renang kecil dengan arena pertunjukan. Keesokan harinya kami menyaksikan pertunjukan musik di sini. Poster dan papan besar terpasang dengan tulisan “Broadway”. Kesannya, kami seolah menonton pertunjukan teater musikal di New York, Amerika Serikat.
Ketika pintu lift terbuka, saya menyaksikan layaknya tirai panggung yang menghadirkan bintang Hollywood legendaris, Marilyn Monroe. Poster-poster film box office dipajang di sepanjang dinding, ibarat dinding bioskop. Sepanjang itu pula, hingga tiba di kamar, saya mengingat-ingat film mana saja yang sudah saya tonton, dan menandai mana saja yang akan saya tonton sepulang dari Bali.
Saya tiba di depan kamar 212 yang ditandai dengan papan menyala berbentuk bintang. Di bawah nomor kamar, tertulis lirik lagu Home yang dibawakan Daughtry. “So, I’m going home to the place where I belong, and where your love as always been enough for me.”
Bagi para pejalan, makna rumah bisa berarti apa saja. Saya pun dibuatnya berpikir tentang apa sejatinya makna dan definisi rumah.
Lukisan kontemporer potret Prince terbagi di atas empat kanvas yang dipajang di dinding kamar. Setiap kamar memiliki potret dan nuansa yang berbeda. Keesokan harinya, potret-potret itu menjadi bahan perbincangan dengan teman-teman yang menghuni kamar berbeda.
Sebagai pemuda-pemudi kelahiran 1990-an, menebak-nebak sosok dalam lukisan potret—Prince atau Michael Jackson—menjadi wawasan tambahan. Sama halnya dengan mencari tahu nama pemeran Jeannie dalam drama komedi Amerika desawarsa 60-an, I Dream of Jeannie. Karakter karya penulis fiksi populer Sidney Sheldon ini diperankan Barbara Eden yang portraitnya menghias salah satu kamar hotel.
Tidak ada yang luput dari sentuhan berkesan Fame Hotel Sunset Road. Mulai dari kursi kamar yang bergaya khas untuk aktor dan sutradara, tempat sabun yang seolah-olah menjadi tuts piano, hingga mobil Mystery Machine dari film kartun favorit semasa kecil, Scooby Doo, yang terparkir di halaman hotel.
Ingin rasanya mengulangi malam-malam nan memukau di hotel ini.