Nationalgeographic.co.id—Memiliki pangkalan atau stasiun luar angkasa di bulan mungkin terdengar praktis. Stasiun luar angkasa di bulan bisa menjadi sangat berguna. Stasiun itu dapat menjadi titik pemberhentian antara meninggalkan Bumi dan menuju atau mencapai tempat yang lebih jauh di tata surya atau bahkan Bima Sakti. Tapi mengapa hingga saat ini kita tidak melakukannya?
Ian Whittaker, dosen senior fisika, Nottingham Trent University menulis untuk the Conversation mengatakan, salah satu asalan kita belum dapat membangun stasiun luar angkasa di bulan adalah karena kita masih sangat jarang mengirim orang ke sana (bulan-red). "Kita hanya berhasil menempatkan astronot di bulan enam kali sejauh ini. Pendaratan di bulan ini terjadi dalam periode tiga tahun antara 1969 dan 1972 dan merupakan bagian dari serangkaian misi luar angkasa yang disebut misi Apollo," katanya.
Tidak hanya itu, kita juga tidak memiliki roket yang cukup kuat untuk membawa manusia ke bulan. Jenis roket yang digunakan untuk membawa astronot ke bulan adalah roket yang sangat kuat yang disebut Saturn V, yang tidak lagi diproduksi. Artinya, saat ini, kita tidak memiliki roket yang cukup kuat untuk membawa manusia ke bulan, apalagi membangun stasiun luar angkasa di sana.
Jadi menurutnya, sebaiknya kita mulai membangun roket yang kuat lagi. Perusahaan eksplorasi luar angkasa SpaceX menciptakan roket yang lebih baru dan lebih besar yang mampu membawa berat astronot ke bulan. NASA juga merencanakan misi baru untuk membawa astronot ke bulan.
Namun demikian, lanjutnya, ada perbedaan besar antara perjalanan singkat dan membangun stasiun luar angkasa di bulan, yang sangat sulit. "Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan membuatnya berkeping-keping di Bumi, membawa potongan-potongan itu ke bulan dan merakitnya di sana. Ini akan seperti bagaimana Stasiun Luar Angkasa Internasional dibangun. Potongan-potongan dibawa ke luar angkasa dan kemudian disatukan oleh astronot di atas pesawat ulang-alik," jelasnya.