Tips Menyaksikan dan Memotret Aurora

By , Rabu, 29 Maret 2017 | 16:00 WIB

Badai geomagnetik Matahari yang menghantam Bumi sejak akhir pekan lalu memberikan anugerah pada para pengamat langit yang tinggal di lintang tinggi dan tengah pada kedua belahan Bumi. Selama beberapa hari ke depan, aurora yang sangat cerah dan memukau diprediksi akan menghiasi langit di kawasan tersebut.

Aurora merupakan sebuah fenomena alam yang berlangsung kawasan kutub Bumi. Aurora terjadi akibat medan magnet bumi yang berinteraksi dengan partikel bermuatan dari matahari. Di Kutub Utara, sang aurora disebut Aurora Borealis, sedangkan Aurora Australis dikenal di Kutub Selatan.

Sayangnya, kita yang tinggal di sekitar garis khatulistiwa memang tak mungkin menyaksikan aurora secara langsung dari halaman rumah. Tetapi perjalanan jauh ke negara-negara di sekitar kutub Bumi sangat layak dilakukan demi menyaksikan keindahan fenomena langit yang luar biasa tersebut. Jika suatu saat Anda berkesempatan untuk menyaksikan keindahan aurora atau mengabadikannya menggunakan kamera, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:

Tempat terbaik

Tempat terbaik untuk menyaksikan aurora adalah lokasi gelap yang jauh dari cahaya lampu perkotaan. Tetapi dalam kesempatan langka, pertunjukan aurora yang intens bahkan cukup terang untuk bisa dinikmati dari halaman belakang rumah yang berada di pinggiran kota, atau bahkan dari jendela kamar yang lampunya dipadamkan. Perlu diingat, saat mengamati langit, matikan semua lampu dan latih mata Anda setidaknya selama 20 menit untuk beradapatasi dengan kegelapan.

Waktu terbaik

Pemburu aurora bisa mendapatkan pemandangan terbaik dimulai sekitar pertengahan malam dan berlanjut hingga larut malam. Secara umum, aurora akan menampilkan pertunjukan terbaiknya sekitar tengah malam waktu setempat, tetapi jika aurora yang intens seperti saat ini, kemunculan pertamanya mungkin akan mulai segera setelah malam tiba.

Deretan pohon pinus Scots dipotret dengan latar belakang langit yang dipenuhi dengan aurora di Gjenvollhytta, Norwegia. (Orsolya Haarberg/National Geographic Creative)

Perhatikan cahaya kehijauan yang merayap ke langit dari cakrawala, karena seperti itulah sebagian fenomena aurora bermula. Jika memang merupakan aurora yang intens, maka sebagian besar wilayah langit akan dihiasi oleh warna oranye, jambon, dan ungu yang menari-nari.

Cara memotret aurora

Untuk mengabadikan cahaya langit yang menakjubkan ini, Anda membutuhkan peralatan yang tepat, sepasang mata untuk membingkai calon foto Anda, dan kesabaran.

Idealnya, Anda harus menggunakan kamera DSLR dengan lensa lebar (55 milimeter atau kurang), untuk menangkap seluas mungkin panorama langit dan lanskap. Memasang kamera pada tripod adalah suatu keharusan, karena Anda membutuhkan platform yang stabil untuk mengambil foto dengan long-exposure.

Kamera harus berada dalam kondisi pengaturan manual, sehingga Anda dapat mengatur tingkat exposure pada angka 20 hingga 30 detik. Naikkan sensitivitas sensor kamera hingga 400 ISO atau lebih tinggi. Long-exposure dan ISO tinggi memungkinkan Anda untuk merekam detil-detil tersembunyi dan bahkan warna-warna yang tak terlihat oleh mata telanjang. Alat pengatur kecepatan rana otomatis juga dibutuhkan agar Anda bisa memotret tanpa menyebabkan guncangan pada kamera.

Aurora borealis menyulap langit menjadi hijau di belakang sebuah gereja di Islandia. (Raul Touzon/National Geographic Creative)

Ingatlah untuk selalu bersabar, karena aurora bisa muncul di mana saja dan butuh waktu beberapa menit hingga berjam-jam penantian sebelum akhirnya muncul. Selain itu, Anda juga tak akan pernah tahu kapan cahaya langit warna-warni itu akan menunjukkan dirinya. Terakhir, jangan takut untuk bereksperimen dengan pengaturan kamera, dan ingat, beberapa foto aurora paling indah memasukkan berbagai objek pada latar depan, seperti rumah-rumah, pohon, dan pegunungan.