Kucing dikenal dengan reputasinya sebagai hewan peliharaan angkuh yang hanya menunjukkan kasih sayang kepada pemiliknya untuk mendapatkan makanan.
Namun, studi terbaru yang dilakukan oleh tim ilmuwan Oregon State University menunjukkan bahwa sebagian kucing sebenarnya lebih memilih interaksi dengan manusia ketimbang makanan.
Dalam studi yang hasilnya diterbitkan dalam jurnal Behavioural Processes itu, tim ilmuwan menguji apa yang terjadi jika kucing rumahan dan penampungan diberikan pilihan rangsangan.
Ilmuwan menguji 19 kucing rumahan dan 19 kucing penampungan dengan mengisolasinya selama 2,5 jam. Para kucing tersebut ditawarkan pilihan antara makanan, mainan, aroma, dan interaksi sosial dengan manusia untuk melihat kecenderungannya.
Dari eksperimen tersebut, terungkap bahwa interaksi sosial dengan manusia merupakan aktivitas yang paling disukai kucing domestik dan penampungan (19 individu), diikuti oleh makanan (14), mainan (4) dan aroma (1).
Secara keseluruhan, tidak ada perbedaan perilaku yang signifikan antara kucing yang tinggal di rumah dan penampungan.
“Meskipun sering dianggap bahwa kucing lebih suka menyendiri ketimbang berinteraksi, hasil dari penelitian ini justru menunjukkan hal sebaliknya,” tulis para peneliti.
Para ilmuwan menekankan, meski kucing mununjukkan kecenderungan yang sama terhadap interaksi dengan manusia, variasi antar individu masih terlihat jelas. Hal ini menunjukkan bahwa berbagai faktor seperti pengalaman hidup dan kecenderungan biologis dapat mempengarushi interaksi sosial kucing.
“Dengan kata lain, beberapa populasi kucing mungkin menunjukkan preferensi yang lebih besar terhadap interaksi sosial ketimbang lainnya,” simpul para peneliti.
Tentunya, temuan ini menjadikan kucing sebagai hewan peliharaan yang mencintai pemiliknya, tak kalah banyak dibanding kecintaan anjing kepada pemiliknya.