Bunga Rafflesia terbesar di dunia ditemukan pada 1818 oleh seorang pemandu yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold, yang pada saat itu sedang melakukan penelitian di hutan Bengkulu.
Arnold bekerja untuk sebuah tim ekspedisi dibawah Gubernur Jendral Sir Thomas Stamford Raffles dan melaporkan temuan atas bunga raksasa tersebut kepada Raffles. Atas sejarah itulah, seluruh genus rasasa diberi nama Rafflesia, dan Bunga Rafflesia terbesar diberi nama Rafflesia arnoldii yang merupakan gabungan dari nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Joseph Arnold sebagai penemu bunga tersebut.
Sejak saat itulah nama Raffles melekat sebagai nama genus ilmiah dari tumbuhan raksasa yang hanya ada di kawasan hutan-hutan Asia Tenggara.
Baca juga: Semut Bisa Menjadi 'Pabrik Obat' Bagi Manusia?
Tumbuhan ini merupakan jenis tumbuhan parasit yang menempel pada inangnya, yaitu sejenis tumbuhan merambat. Ia juga tidak memiliki akar dan tangkai batang. Ketika inangnya mati, maka raflesia juga turut mati dan Rafflesia juga menyerap unsur organis dan anorganis melaui sejenis akar dari jaringan inangnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Sofi Mursidawati dan tim dari LIPI pada tahun 2004 telah berhasil menumbuhkan bunga Rafflesia patma di Kebunn Raya Bogor, teknik yang dilakukan dikenal dengan nama grafting atau penyambungan akar inang rafflesia yaitu tetrastigma.Tumbuhan ini merupakan spesies prioritas konservasi yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999.
Baca juga: Bocah Sepuluh Tahun Temukan Fosil ‘Ikan Kadal’ yang Langka
Setelah menunggu 6 tahun, akhirnya Rafflesia patma tersebut berbunga untuk petama kalinya di Kebun Raya Bogor. Selain di Bogor dan Bengkulu, jenis-jenis Rafflesia juga tersebar dari mulai Aceh, Sumatra Utara, Jambi, Riau, Sumatera Barat, hingga Lampung.