7 Kehebatan Hagfish

By , Senin, 10 April 2017 | 11:00 WIB

Ikan yang serupa belut ini memililki  kemampuan bertahan diri yang masyhur (menyerang predator dengan lendir), penyerangan yang menakjubkan (membuat simpul tubuhnya sendiri), dan tubuh yang aneh (memiliki mata yang tidak berfungsi dan sejumlah jantung).

Hampir 80 persen dari spesies penghuni laut dalam bertentakel tersebar di seluruh dunia, sebagian besar memangsa invertebrata kecil dan mencari bangkai di atas dasar laut, jelas Douglas Fudge, seorang biolog dari Chapman University, California.

Baru-baru ini, nelayan di Bio Bio, Chili, terkejut saat menangkap hagfish, yang segera diletakkan di atas batu untuk melihatnya lebih dekat.

“Kami tidak pernah melihat yang seperti ini,” ujar Lissette Hermosilla, bagian dari kelompok nelayan itu. “Kami akan mengamati pergerakkannya sampai hewan ini kembali ke laut, melata seperti ular. Saya mereasa lega hewan ini dapat kembali ke habitat aslinya.”

Berikut adalah 7 alasan mengapa hagfish layak untuk kita hormati.

Mereka Penuh Lendir

Hantu gempal dari film Ghostbusters tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan hagfish, yang jika merasa terancam atau terganggu, akan meludahkan lendir dengan kadar 4 cangkir dalam satu detik.

Lendir yang dikeluarkan itu mengandung mucus dan fibers, yang akan menyumbat insang segala predator yang berani memakannya, jelas Fudge.

Hewan Ini Bagaikan Houdini

Seekor hagfish - biasanya sepanjang 30 cm - dapat menyempil melalui sela-sela  kecil, sekecil setengah lebar tubuhnya.

Ini dikarenakan kulit ikan ini sangat longgar terlepas dari tubuhnya, yang berarti kulitnya dapat menampung volume darah dalam jumlah besar.

“Saat darah diremas ke belakang, volume berlebih tersebut dapat menampung tanpa meningkatnya tekanan di belakang," ujar Fudge.

Mereka Gigih

Pada 2013, Daniela Silvia Pace dan rekan-rekannya mengamati seekor lumba-lumba moncong botol di Laut Tyrrhenian dekat Italia dengan apa yang nampak seperti parasit yang tersangkut di lubang pernafasannya. Pengamatan lebih dekat mengungkap bahwa parasit tersebut adalah hagfish.

Tidak diketahui bagaimana cara ikan berlendir tersebut dapat berada di sana, namun mungkin saja lumba-lumba tadi bertemu dengan hagfish saat menyentuhkan kepalanya ke dalam pasir di dasar samudera, sebuah strategi berburu, jelas Pace, presiden dari organisasi non-profit Oceanomare Delphis Onlus dan seorang biolog dari Sapienza University di Roma.

Hagfish dapat bertahan diri dengan menggenggam pada apapun yang dapat digenggam - dalam kasus ini, lubang pernafasan si lumba-lumba. Hewan purba ini tidak memiliki rahang, namun hanya piringan gigi, yang nampaknya cara bagaimana hagfish tadi menempelkan diri di dalam lubang pernafasan si lumba-lumba tadi.

Lumba-lumba tadi masih dapat bernafas, namun mamalia ini menunjukkan tanda-tanda tertekan, menetap di permukaan dan enggan untuk menyelam seperti anggota keluarganya yang lain, ujar Pace. Sebulan kemudian, Ia melihat lumba-lumba yang sama sehat dan tanpa hagfish menempel.

“Kami sangat senang melihat hewan ini mampu bertahan setelah mengalami peristiwa tadi,"Ujar Pace.

Mereka Membuat Simpul dengan Tubuhnya Sendiri

Hagfish adalah satu-satunya hewan yang memiliki tengkorak tanpa memiliki tulang belakang. Mereka memiliki tulang belakang yang memberikan fleksibilitas menakjubkan.

Misalnya, jika seekor predator mendekati mereka, hewan ini akan menggeliat dari genggaman predator tadi dengan mengikat dirinya sendiri.

Dengan cara serupa, jika hagfish sedang mengoyak daging dari bangkai yang gemuk, mereka akan menggunakan simpul tubuhnya sebagai pengungkit, ujar Fudje. Dalam situasi langka, hagfish terjebak dalam lendirnya sendiri, sebuah simpul akan membantu mereka untuk melepaskan diri.

Mereka Penuh Gaya

Benang lendir hagfish hampir sekuat dan seringan sutra yang dibuat laba-laba, yang sedang diteliti untuk diadaptasi menjadi bahan sandang selama bertahun-tahun.

Gen yang membuat hagfish mampu menghasilkan benang lebih kecil dari gen yang ada di benang sutera milik laba-laba, jadi secara teori, mungkin saja memasukkan gen tersebut ke dalam bakterium dan menghasilkan gulungan-gulungan sutera hagfish seperti saat ini kita menggunakan nylon.

Mereka Terkadang Hidup di Tubuh Bangkai

“Saat ada bangkai jatuh tenggelam ke dalam dasar samudera, biasanya hagfish yang tiba lebih dahulu,” ujar Fudge. “Hal yang mereka lakukan membedakan mereka dengan hewan lainnya.”

Makhluk tersebut membenamkan dirinya di dalam tubuh bangkai. Namely, the slithery creatures burrow their entire bodies into the carcass. Jika seekor hagfish terlalu rakus memakan bangkai tersebut hingga menggendut, kemungkinan hewan ini terpaksa hidup di dalam tubuh bangkai hingga proses pencernaan selesai, jelas Fudge.

Jantung Hagfish Berdetak Tanpa Oksigen

Bangkai yang membusuk “bukanlah tempat yang baik untuk hewan yang membutuhkan oksigen,” kata Fudge. Hal ini memungkinkan hewan tersebut hidup di kondisi yang ekstrem. Misalnya, tiga jantungnya dapat berdetak berjam-jam tanpa oksigen, kemungkinan digerakkan oleh lemak di tubuhnya, menurut riset yang dilakukan oleh Todd Gillis.

Masih banyak yang dapat dipelajari mengenai hewan misterius ini - terlalu banyak hingga Fudge mendedikasikan karirnya untuk mempelajari hewan tersebut.

"Rencana awalnya adalah untuk meneliti cumi-cumi,” kata Fudge, “namun hagfish tetap jadi yang paling menarik.”