Berbeda dengan taman-taman lainnya, Taman Panca Yadnya yang berada di Kebun Raya “Eka Karya” Bali ini memiliki koleksi tanaman-tanaman yang digunakan untuk upacara agama Hindu.
Taman ini terletak 450 meter dari gerbang utama Kebun Raya Bali, tepatnya dekat dengan Pura Batu Meringgit. Taman Panca Yadnya mengoleksi tanaman upacara adat Hindu Bali sejak 1991, dengan total koleksi sebanyak 580 tanaman yang berasal dari 42 suku, 81 marga, dan 130 jenis tanaman.
Upacara Adat Hindu Bali “Yadnya” berasal dari kata “Yad” yang memiliki arti keselamatan. Yadnya sendiri melibatkan tiga unsur, yaitu unsur bunga, api, dan air. Bunga melambangkan Siwa sebagai pelebur, api sebagai simbol Brahma sang pencipta, air adalah simbol Wisnu sebagai pemelihara.
Nama “Panca Yadnya” diambil dari kata “Panca” yang tertuju pada lima kelompok Yadnya yaitu:
- Dewa Yadnya, pesembahan kepada Ida Sanghyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa.
- Pitra Yadnya, korban suci kepada leluhur.
- Rsi Yadnya korban suci untuk memuliakan para Rsi, Pendeta, rohaniawan sebagai pembimbing umat.
- Manusa Yadnya, korban suci untuk keselamatan umat manusia dari sejak bayi dalam kandungan sampai menikah.
- Bhuta Yadnya, korban suci kepada Bhuta Kala atau mahluk yang lebih rendah tingkatannya dari manusia.
Tanaman yang selalu digunakan dalam hampir semua jenis Upacara Adat Hindu Bali adalah pohon dadap (Erythrina sumbumbrans) atau dikenal dengan nama kayu sakti. Masyarakat Hindu Bali memanfaatkan daun dari tumbuhan ini untuk ditumbuk bersama beras dan kunyit sebagai bahan tepung tawar yang melambangkan sarana pembersihan kotoran pada sesaji dan manusia.
Selain pohon dadap, anda juga dapat menemukan tanaman yang lazim digunakan dalam upacara adat Hindu Bali seperti sirih, pisang, dan paku sayur.
Kebun raya ini juga memiliki koleksi tanaman yang tertata dengan sangat indah di dalam rumah kaca.