Disangka Punah, Ular Berbisa Albany adder Kembali Ditemukan

By , Rabu, 17 Mei 2017 | 15:30 WIB

Kebanyakan orang, mungkin termasuk Anda, tidak pernah mendengar mengenai ular Albany adder (Bitis cornuta albanica). Hal ini wajar saja. Sebab, ular tersebut sempat dikira punah hingga sekelompok pakar reptil menemukan empat ekor sekaligus dalam keadaan hidup dan sehat.

Para herpetolog menemukan keempat ular tersebut ketika sedang melakukan ekspedisi pencarian ular Albany adder di Afrika Selatan pada bulan November tahun lalu.

“Aku rasa kita tidak pernah berpelukan seerat itu. Kita bahkan berpelukan sambil loncat-loncat,” kata Grant Smith, petugas lapangan untuk Endangered Wildlife Trust yang bekerja sama dengan Rainforest Trust untuk pencarian ini.

Penemuan keempat ular tersebut memang sebuah rekor yang luar biasa. Sejak diidentifikasi pada tahun 1937, para peneliti hanya mampu menemukan 12 ekor Albany adder dan yang kelima ditemukan dalam keadaan mati tertabrak mobil.

Walaupun demikian, para peneliti berharap untuk dapat menemukan lebih banyak lagi.

“Aku pikir ular tersebut termasuk spesies yang paling terancam di dunia,” kata Bryan Maritz, koordinator regional untuk International Union for Conservation of Nature’s Viper Specialist Group, yang tidak ikut dalam ekspedisi.

Menurut Bryan, ada beberapa masalah yang perlu diselesaikan untuk melestarikan spesies tersebut. Salah satunya adalah habitat ular Albany adder yang terus menghilang akibat pertambangan dan urbanisasi.

“Ada rekaman sejarah di area-area sekitar Afrika Selatan, tetapi populasi di daerah tersebut telah dianggap punah karena tidak ada satu pun ular Albany adder yang terlihat di sana selama 40 tahun terakhir,” ucapnya.

Kini, kelompok-kelompok konservasi ular sedang berusaha untuk membeli habitat Albany adder yang tersisa.

“Intinya adalah, jika Anda mampu menjaga habitatnya, maka masalah lainnya juga akan ikut terselesaikan,” kata Smith menambahkan.

Lalu, untuk menjaga keamanan ular-ular tersebut dari pemburu, para herpetolog memutuskan untuk tidak memberitahukan lokasi pasti spesies tersebut ditemukan.

“Jika kolektor mengetahui di mana dan cara untuk menemukan mereka, spesies ini bisa benar-benar terancam,” ucap Maritz.