Punya Perut Sebening Kaca, Katak Ini Perlihatkan Organ Dalam Tubuhnya

By , Jumat, 2 Juni 2017 | 15:00 WIB

Sekelompok peneliti baru saja menemukan katak jenis baru di hutan Amazon, Ekuador. Uniknya, katak ini memiliki perut sebening kaca yang memperlihatkan seluruh organ di dalam tubuhnya, termasuk jantung yang berwarna merah gelap.

Dinamakan Hyalinobatrachium yaku, para peneliti berkata bahwa walaupun semua katak di dalam genus Hyalinobatrachium memiliki perut yang bening, tetapi H yaku adalah satu di antara tiga spesies yang benar-benar mengekspos jantungnya.

Dipublikasikan dalam jurnal ZooKeys, para peneliti mendeskripsikan hasil penemuan tersebut. Mereka berkata bahwa membedakan katak Hyalinobatrachium cukup sulit untuk dilakukan karena hewan-hewan ini memiliki fisik serupa satu sama lain.

H yaku berukuran sekitar 21 milimeter dan 37 persen dari panjang tersebut adalah kepala. Ketika dewasa, spesies baru ini akan berwarna hijau apel hingga hijau kekuningan dengan bintik-bintik kuning. Satu-satunya pembeda pada H yaku adalah bintik-bintik hijau di punggung dan suara yang unik.

Berdasarkan analisa DNA, saudara terdekat dari H yaku adalah H pellucidum, katak kaca lain yang juga dapat ditemukan di Ekuador dan Peru.

Spesies ini ditemukan oleh para peneliti di tiga titik dataran rendah hutan Amazon Ekuador sebelah timur laut. Mereka hidup pada ketinggian sekitar 300 hingga 350 meter. Namun, karena adanya jarak sejauh 110 kilometer di antara kedua titik penemuan, para peneliti menduga bahwa spesies ini bisa tersebar lebih jauh dari yang diduga.

Para peneliti menulis bahwa karena katak- katak ini hidup di dalam pohon, mereka menjadi lebih sulit untuk ditemukan. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa sebenarnya, jumlah mereka sangat banyak di area hutan Amazon meski pun baru dideteksi belakangan.

Sayangnya, keberadaan H yaku dan spesies lain yang belum ditemukan sedang terancam.

Diungkapkan dalam studi tersebut, para peneliti mengkhawatirkan rencana pemerintah Ekuador yang ingin memperluas pengambilan minyak di negara tersebut. Operasi tersebut bisa mencemari sungai-sungai lokal dan merusak habitat katak. Sementara itu, pembangunan jalan akan mengisolasi populasi katak dan satwa Amazon lain sehingga risiko kepunahan pun meningkat.