Tim WISSEMU Berhasil Mengibarkan Merah Putih di Puncak Denali, Alaska, Sebagai Perempuan Pertama Indonesia

By , Minggu, 2 Juli 2017 | 09:00 WIB

Melalui perjuangan mendaki medan bersalju yang penuh dengan tantangan, tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU) akhirnya berhasil menapakkan kaki di puncak Gunung Denali (6.190 mdpl), yang terletak di Alaska, Amerika Utara, dalam perjalanan yang bertajuk BRI WISSEMU Reaching Denali Summit.

Memulai perjalanan dari tanggal 19 Juni 2017, akhirnya tim WISSEMU yang beranggotakan Mathilda Dwi Lestari (23) dan Fransiska Dimitri Inkiriwang (23) mengibarkan bendera Merah Putih dan membunyikan angklung di Puncak Denali pada 2 Juli 2017 pukul 22.40 WIB atau 1 Juli pukul 19.40 waktu setempat.

Pada tanggal 1 Juli pukul 23.57 WIB, tim WISSEMU memberikan kabar melalui telepon satelit dari Denali, bahwa tim WISSEMU akan melakukan upaya menuju puncak (summit attempt) dari High Camp (5.242 mdpl) atau kamp terakhir.

Dalam perjalanan tim WISSEMU menuju titik di ujung tertinggi Gunung Denali ini, tim WISSEMU berjalan sejauh 4,01 km dengan kenaikan elevasi mencapai 901 meter.

Pada 2011, pendaki Indonesia Seven Summit Mahitala Unpar melakukan perjalanan melalui Summit Ridge, yang digambarkan oleh Sofyan Arief Fesa, salah satu seven summiteer Indonesia "dengan sisi kanan yang sangat curam." Pendakian di jalur jalur terakhir menuju puncak ini dilakukan dengan menggunakan teknik running belay. (Hiroyuki Kuraoka)

Memulai perjalanan dari Denali Basecamp (2.194 mdpl) pada 20 Juni 2017, tim WISSEMU melanjutkan perjalanan ke Camp 1 (2.377 mdpl) keesokan harinya. Sebelum akhirnya mencapai High Camp (5.242 mdpl), tim WISSEMU sempat menghabiskan delapan hari di Camp 2 (3.413 mdpl) dan Camp 3 (4.328 mdpl).

Di setiap kamp tersebut tim WISSEMU melakukan load-carry, hal ini dilakukan untuk meringankan beban dan mempercepat pergerakan tim WISSEMU, sekaligus proses aklimatisasi untuk beradaptasi dengan lapisan udara yang semakin tipis di setiap kamp di Denali.

Musim pendakian Denali yang dijalani tim WISSEMU kali ini merupakan musim yang cukup sulit bagi para pendaki karena kondisi cuaca dari awal musim yang terus dihantam oleh hujan salju dan juga badai. 

Dalam pendakian Denali ini, tim WISSEMU sempat beberapa kali terkena whiteout, yakni kondisi cuaca dengan hujan salju yang menyebabkan jarak pandang tim WISSEMU menjadi kabur sehingga nyaris menghilangkan pandangan garis cakrawala.

Pendakian yang dilakukan tim WISSEMU ini bukanlah hal yang mudah, selain beratnya latihan fisik yang dijalani tim WISSEMU saat persiapan, seperti memanggul beban hingga 25 kilogram sambil menarik bobot 18 kilogram.

"Perjalanan menuju puncak Denali sendiri terbagi menjadi empat etape," papar Sofyan Arief Fesa, salah satu seven summiteer Indonesia yang juga baru saja kembali dari puncak Denali beberapa waktu silam. Ia menggambarkan, jalur pada etape-etape yang dilewati tim WISSEMU ini melewati titik-titik yang amat berbahaya, termasuk jurang yang bisa memakan nyawa. 

 

Fransiska Dimitri Inkiriwang (23) dan Mathilda Dwi Lestari (23), adalah anggota tim WISSEMU atau The Women of Indonesia's Seven Summits Mahitala Unpar. (Nadya Adriane Pattiasina)

Keberhasilan mencapai Puncak Gunung Denali di Amerika Utara ini juga menandakan keberhasilan tim WISSEMU dalam mencapai puncak ke enam dari tujuh gunung dalam track Seven Summits. Dengan ini pula, tim WISSEMU mencatatkan diri sebagai dua perempuan Indonesia pertama  yang menapakkan kakinya di Puncak Gunung Denali.