Stephen Hawking pernah berkata bahwa manusia hanya punya waktu 1000 tahun di bumi. Peringatan tersebut kemudian direvisi kembali oleh sang fisikawan menjadi 100 tahun dalam acaraTomorrow’s World untuk BBC.
Tampaknya Hawking benar. Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, mengungkapkan bahwa kita sedang berada dalam kepunahan massal keenam, dan pada abad berikutnya, tiga per empat dari semua spesies yang ada saat ini akan hilang dari muka bumi.
Lalu, bila lima kepunahan massal sebelumnya murni disebabkan oleh alam, kepunahan kali ini dipercepat oleh campur tangan manusia.
Baca juga: Fosil Dinosaurus Raksasa Mesir Ungkap Hubungan Kuno Afrika dan Eropa
Menggunakan istilah “pemusnahan biologi”, profesor ekologi Gerardo Ceballos dari Universidad Nacional Autonam de Mexico dan pakar biologi Paul Ehrlich dari Standford University menjelaskan tingkat keparahan kepunahan massal ini.
Mereka menemukan bahwa 50 persen dari semua hewan di dunia telah hilang dalam beberapa dekade terakhir. Lalu, sepertiga dari 27.600 spesies mamalia darat, burung, amfibi, dan reptil juga menyusut jumlah dan habitatnya.
Para peneliti pun mengonklusikan bahwa kepunahan massal keenam ini lebih parah dari yang diperkirakan sebelumnya.
“Ini adalah studi paling lengkap yang kutahu,” kata Anthony Barnosky, executive director untuk Jasper Ridge Biological Preserve di Stanford University yang tidak terlibat dalam studi tersebut, kepada CNN 11 Juli 2017.
Dia melanjutkan, kita tidak sadar adanya kepunahan ini karena tidak ada yang pernah menghitung jumlahnya per individu. Namun, ketika Anda sadar bahwa kita telah menghilangkan 50 persen dari margasatwa bumi dalam 40 tahun terakhir, Anda bisa membayangkan bahwa bila tren ini berlanjut, maka sebentar lagi bumi akan kosong.
Baca juga: Buaya Berwarna Oranye Mungkin Akan Menjadi Spesies Baru
Akan tetapi, hasil penelitian Ceballos dan Ehrlich bukan hanya untuk menakut-nakuti saja. Ya, krisis kepunahan massal memang telah dimulai, tetapi mereka juga ingin menekankan bahwa perubahan drastis dibutuhkan untuk menghadapinya.
“Kabar baiknya adalah kita masih punya waktu. Hasil ini menunjukkan bahwa ini adalah saatnya untuk melakukan sesuatu. Jendela kemungkinannya memang kecil, tetapi kita masih bisa melakukan sesuatu untuk menyelamatkan spesies dan populasi bumi,” ujar Ceballos.