Akibat gletser yang meleleh di Pegunungan Alpen di Swiss, dua jasad manusia yang lama tertimbun es kini tersingkap. Jasad tersebut diduga merupakan pasangan suami istri yang hilang 75 tahun lalu, Marcelin dan Francine Dumoulin.
Polisi setempat mengatakan bahwa jasad tersebut ditemukan oleh pekerja resort ski pada minggu lalu, di gletser Tsanfleuron, di selatan Swiss.
Kedua jasad tersebut ditemukan berdekatan satu sama lain, bersama sepatu pria dan wanita, dua tas punggung, botol, buku, dan arloji.
Marcelin Dumoulin, pembuat sepatu berusia 40 tahun saat itu, dan istrinya Francine, guru berusia 37 tahun, hilang pada ketinggian 2.600 meter setelah menggembalakan sapi mereka di Pegunungan Alpen pada bulan Agustus 1942. Diperkirakan, mereka jatuh ke ceruk dan terjebak di dalamnya.
Penemuan jasad pasangan ini mengakhiri pencarian anak-anak mereka selama puluhan tahun. "Kami menghabiskan seluruh hidup kami untuk mencari mereka, tanpa henti. Kami tak pernah menyangka dapat memberi mereka pemakaman yang layak," kata Marceline Udry-Dumoulin, salah satu anak pasangan tersebut yang berusia empat tahun ketika orang tuanya hilang.
Ia mengisahkan, setelah orang tuanya hilang, pencarian sempat dilakukan selama dua bulan. Namun hasilnya nihil. Setelah itu, ketujuh anak Dumoulin—lima laki-laki dan dua perempuan—ditempatkan di rumah asuh. Setelah beberapa lama, mereka terpisah dan tinggal bersama keluarga yang berbeda.
"Saat pemakaman orang tua saya, saya tidak akan memakai pakaian hitam. Saya pikir warna putih akan lebih tepat. Itu melambangkan harapan, yang tak pernah hilang dari saya," ujar perempuan yang kini berusia 79 tahun itu.
Jasad sejumlah pendaki yang hilang telah ditemukan di Pegunungan Alpen selama beberapa tahun terakhir. Para ahli klimatologi mengatakan bahwa kenaikan suhu global menyebabkan es meleleh, sehingga menyingkap jenazah orang-orang yang hilang selama beberapa dekade.