Alam semesta kita sudah tua. Usianya saja milyaran tahun. Sama seperti benda-benda kuno lainnya yang biasanya berdebu, alam semesta juga berdebu.
Tapi, debu di alam semesta sangat berbeda dari yang biasa kamu temukan di rumah. Debu kosmik terdiri dari partikel-partikel kecil, yang jauh lebih kecil dari lebar rambut manusia. Biasanya debu kosmik ini bisa ditemukan di antara bintang-bintang.
Pabrik debu
Dulu, debu kosmik dianggap sebagai gangguan karena menghalangi cahaya dari benda-benda langit. Akibatnya alam semesta tampak sangat gelap dan menyembunyikan hal-hal menarik.
Tapi, keberadaan awan debu di angkasa sangat bermanfaat. Ketika para astronom menggunakan kamera khusus untuk melihat alam semesta dalam cahaya inframerah, ternyata debu juga bersinar.
Kita sangat beruntung!
Debu merupakan komponen penting yang harus dipelajari. Semua yang ada di alam semesta termasuk manusia, planet batuan, dan bintang-bintang disusun oleh debu. Debu kosmik terbentuk di sekitar bintang, bersama materi lain yang dikenal sebagai molekul (partikel yang terdiri dari dua elemen atau lebih).
Akan tetapi, sebagian bintang mengakhiri hidupnya dengan cara yang mengerikan. Mereka meledak dan ledakannya besar sekali dan sangat terang. Bahkan terangnya mengalahkan terang bintang-bintang lainnya. Ketika ledakan bintang terjadi, molekul debu di dalamnya akan hancur.
Karena itu, para ilmuwan sangat terkejut ketika menemukan butiran debu dan molekul – molekul dalam sisa ledakan bintang!
Bintang ini meledak 30 tahun lalu. Kita mengenalnya sebagai Supernova 1987A. Lokasinya di Nebula Tarantula yang berada di Awan Magellan Besar. Jaraknya sangat jauh, yakni 163 ribu tahun cahaya. Ada dua molekul baru yang ditemukan yakni, molekul formylum (HCO+) dan sulfur monoksida (SO). Selain itu para astronom juga menemukan dua molekul lainnya yakni karbon monoksida (CO) dan silikon oksida (SiO).
Setelah ledakan bintang, seiring waktu, sisa gas jadi dingin sampai di bawah 200 ºC. Pada akhirnya, molekul baru pun terbentuk dari materi yang membentuk bintang. Hasilnya, ada pabrik debu baru di sisa ledakan bintang.
Yang paling menarik, pabrik debu seperti ini biasanya ditemukan di palung kelahiran bintang. Artinya, bintang masif yang mati justru pada akhirnya menjadi cikal bakal untuk kelahiran bintang generasi baru.
Kabar baik! Karena seperti burung Feniks yang muncul dari debu, bintang-bintang mati justru membantu untuk pembentukan bintang baru, planet dan kehidupan!