Kulit Gelap Lebih Terlindung dari Bahaya Sinar Matahari

By , Senin, 31 Juli 2017 | 11:30 WIB

Pemilik kulit sawo matang atau pun agak gelap tak perlu berkecil hati. Warna kulit khas orang Indonesia ini berasal dari melanin yang akan melindungi dari bahaya sinar matahari.

Melanin merupakan pigmen pelindung alami kulit. Pada orang yang memiliki warna kulit gelap jumlahnya lebih banyak.

"Kulit hitam itu bukan berarti tidak sehat, itu pemahaman yang selama ini salah. Makin gelap warna kulit seseorang justru semakin menguatkan melanin yang dimiliki kulit sehingga bisa meminimalisir penyakit kanker kulit. Itu yang menyebabkan orang-orang Amerika dan Eropa ingin kulit seperti kita," kata dr. Ahmad Haykal Sp.K.

Orang berkulit putih memiliki jumlah pigmen sedikit sehingga kulitnya rentan merah dan terbakar jika terpapar sinar matahari. Sementara itu, warna kulit yang cokelat setelah orang berkulit gelap terkena sinar matahari merupakan mekanisme adaptasi kulit untuk melindungi diri.

Meski risiko kanker kulit lebih rendah, bukan berarti kita tidak perlu merawat kulit. Perawatan kulit agar selalu tetap sehat perlu dilakukan rutin setiap hari. Mulai dari membersihkan wajah, memakai pelembab, hingga selalu menggunakan tabir surya saat akan beraktivitas di luar ruangan.

"Sinar matahari, polusi, radiasi alat elektronik, asap rokok itu merusak kulit. Maka dari itu kita harus selalu bisa merawat kulit dengan baik meski dengan cara sederhana," terangnya.

Menurut dr.Ahmad, kulit yang sehat itu tidak selalu berwarna putih atau kemerah-merahan. Ciri-ciri kulit sehat adalah tidak memiliki luka, bersih, kenyal dan terlihat agak merah muda.

Sebaliknya, ciri-ciri kulit tidak sehat yakni kasar, kusam, berwarna merah atau pucat, banyak luka, tidak kenyal dan tidak bersih.

Jadi, warna kulit seseorang tidak bisa dinyatakan sehat atau tidak sehat dari warna kulitnya. Dalam hal ini justru semakin gelap kulit seseorang, kadar melaninnya semakin kuat.