Setelan Dinas Para Astronaut di Angkasa Luar

By , Jumat, 11 Agustus 2017 | 18:00 WIB

Di Bumi, pakaian menentukan identitas. Di angkasa luar, menjadi kunci penunjang kehidupan. Entah membantu astronaut memasuki orbit Bumi, berjalan di Bulan, mengendalikan pesawat luar angkasa, pakaian ini harus memiliki beberapa fungsi vital: memberi oksigen, mengendalikan suhu, memungkinkan pergerakan, memperkuat komunikasi, dan melindungi dari radiasi solar.

Ahli sejarah angkasa luar Roger Lauinus mengungkapkan, pakaian angkasa luar pertama adalah modifikasi pakaian pilot pesawat jet. Seiring waktu, modelnya berkembang menjadi modul otonom yang membantu astronaut mengumpulkan sampel dan bekerja di Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS).

Baca juga: Misi Antariksa, Ilmuwan Buat Makanan dengan Bantuan Feses Manusia

Namun, ada beberapa hal yang tidak berubah. Busana saat ini pada dasarnya adalah pakaian berbentuk tubuh manusia dan berisi gas. (Kecuali pakaian ketat badan yang tengah dikembangkan oleh Dava Newman di MIT dan model bermobilitas tinggi yang dirancang oleh Pablo de Léon di University of North Dakota.)

Langkah selanjutnya: busana yang memungkinkan pemakainya mudah keluar masuk. “Kami juga memerlukan pakaian untuk tempat bergravitasi nol dan permukaan dengan sedikit gravitasi, seperti Mars,” kata Launius. Dia mengakui, tujuan itu mungkin sulit diwujudkan. Namun, tak ada salahnya bermimpi sampai ke Bulan, kan?

Satu baju untuk semua misi

Mercury/Gemini

Pakaian angkasa luar pertama adalah modifikasi pakaian pilot pesawat jet A.L. AS. Bagian dalam: nilon berlapis neoprene, bagian luar: nilon beraluminium.

Apollo

Dikembangkan khusus dengan sepatu bot untuk berjalan di Bulan, busana era Apollo adalah yang pertama yang dilengkapi sistem penunjang kehidupan.

EMU

Extravehicular Mobility Unit menjadi pakaian andalan NASA selama 30 tahun, memungkinkan astronaut untuk bekerja di orbit Bumi dan membangun ISS.

Z-1, Z-2

Prototipe ini tengah diuji untuk dipakai di Bulan, asteroid, dan Mars. Pakaian ini harus lebih ringan, lebih lentur, dan lebih kuat daripada pakaian-pakaian sebelumnya.

Baca juga: Manusia Tinggalkan Sampah 187 Kilogram di Bulan