Rekor dinosaurus terbesar terpecahkan lagi. Titanosaurus yang baru saja ditemukan dinobatkan sebagai dinosaurus terbesar yang pernah hidup di bumi.
Punya berat 69 ton, para paleontolog meyakini bahwa berat titanosaurus itu setara dengan selusin gajah yang ditumpuk jadi satu. Dengan ukurannya, titanosaurus itu mengalahkan Argentinosaurus hiunculensis, pemegang rekor dinosaurus terbesar sebelumnya.
Kisah penemuan bersejarah itu bermula pada 2012, ketika pekerja peternakan bernama Aurelio Fernandez di Argentina tengah menggembala domba. Ia menemukan kumpulan fosil dan melapor pada Osca Mayo, pemilik peternakan. Mayo segera menyadari bahwa fosil tersebut kemungkinan adalah tulang belulang dinosaurus. Tak pikir panjang, Mayo segera mengundang ahli paleontologi dari museum setempat.
Baca juga: Bocah Sepuluh Tahun Temukan Fosil ‘Ikan Kadal’ yang Langka
Setelah menghabiskan penggalian selama 18 bulan, tim ilmuwan menemukan tulang paha setinggi 2,4 meter (8 kaki). Tak hanya satu, tapi tulang dari enam dinosaurus berbeda. Seusai direkonstruksi, panjangnya mencapai 37 meter. Saking panjangnya, tak cukup satu ruangan di Museum Sejarah Alam Amerika di kota New York untuk memamerkan herbivora terbesar itu.
Para peneliti menamai titanosaurus itu Patagotitan mayorum. Patogania merujuk pada tempat asal ditemukan, sedangkan “titan” mengingatkan pada dewa Yunani dengan kekuatan dan ukurannya yang besar.
Nama spesies "Mayorum" diberikan sebagai tanda penghormatan keluarga Mayo atas keramahannya selama masa penggalian. Penemuan ini telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of Royal Society B.
Ke depan, para peneliti berharap dapat membangun pohon keluarga titanosaurus secara komprehensif. Berdasarkan pohon keluarga, sejumlah titanosaurus, seperti Argentinosaurus, Puertasaurus, Notocolossus dan Patagotitan merupakan bagian dari kelompok evolusi yang sama. Artinya mereka memiliki satu leluhur yang sama.
Dengan demikian, pemimpin penelitian José Luis Carballido, seorang peneliti dengan Dewan Riset Nasional Argentina (CONICET) yang bekerja di Museum Paleontologi Egidio Feruglio di Trelew di Argentina mengatakan, perkembangan titanosaurus tidak ditempuh dalam beberapa fase evolusi. “Gigantisme ekstrim berkembang satu kali dalam sejarah sauropoda," kata Carballido.
Menariknya, ukuran P mayorum yang terungkap dalam penemuan fosil kali ini bukanlah ukuran yang sebenarnya. Hasil analisis dari lima tulang paha dan satu tulang lengan atas menunjukkan bahwa pertumbuhan P. mayorum belum berhenti.
Caballido mengatakan, kemungkinan P. mayorum bisa mencapai tinggi 15 meter (50 kaki) bila leher mereka diluruskan ke atas.
Baca juga: Mengenal Porfiria, Penyakit yang Membuat Seseorang Takut Sinar Matahari Bak Vampir
Menurut Stephen Poropat, paleontolog Swinburne University of Technology, titanosaurus terbesar hidup dengan singkat di bagian selatan Amerika Selatan selama pertengahan era Kretaseus, antara 113 juta hingga 83 tahun yang lalu. Dengan periode yang singkat, evolusi untuk mengatasi tekanan yang diterima perlu untuk diketahui.
“Akan menarik untuk melihat adaptasinya, apa yang dikembangkan untuk mengatasi semua tekanan yang terjadi dengan begitu besar, seperti mendapatkan cukup makanan dan menemukan pasangan," kata Poropat.