Para peneliti telah lama menduga bahwa planet-planet es raksasa seperti Neptunus dan Uranus sering mengalami hujan berlian. Namun, baru kali ini dugaan tersebut terbukti setelah situasi kedua planet tersebut direplikasi di dalam laboratorium.
Meskipun dijuluki planet es raksasa, Neptunus dan Uranus sebetulnya sangatlah panas. Kebalikan dengan atmosfer atasnya yang ratusan derajat fahrenheit di bawah titik beku karena jauh dari matahari, pusat dari planet ini bisa mencapai ribuan derajat fahrenheit karena tekanan interiornya yang luar biasa.
Kombinasi dari kedua temperatur yang ekstrem dengan tekanan yang luar biasa ini menciptakan kondisi spesial di mana hidrogen dan karbon dapat membentuk hujan berlian pada 8.000 kilometer di bawah permukaan atmosfer Uranus dan Neptunus.
Untuk mereplikasi kondisi tersebut di dalam laboratorium, Dominik Kraus, seorang peneliti dari Helmholtz Zentrum Dresed-Rossendorf, dan kolega menggunakan laser untuk mengirim sepasang gelombang kejut melalui plastik yang terbuat dari hidrogen dan karbon (polystryene).
Sepasang gelombang kejut tersebut menciptakan tekanan dan panas yang menyerupai interior kedua planet es dan dalam waktu yang sangat-sangat singkat, sekitar 50 femtosekon (500−15 detik), atom karbon dan hidrogen dari plastik memisahkan diri untuk membentuk berlian yang diameternya hanya beberapa nanometer.
“Waktu eksperimen ini sangatlah pendek sampai kita pun terheran-heran bisa melihat penciptaan berlian,” kata Kraus kepada The Guardian 21 Agustus 2017.
Dalam eksperimen Kraus, berlian yang dihasilkan memang sangat kecil. Akan tetapi, dalam lingkungan yang stabil seperti Neptunus dan Uranus, berlian mungkin menghabiskan waktu ribuan tahun hingga bertumbuh menjadi jutaan karat.