Kenali Tujuh Jenis Bisa Ular di Indonesia dan Pahami Dampaknya

By , Selasa, 12 September 2017 | 11:00 WIB

Indonesia punya keragaman jenis ular berbisa yang tinggi, maka jenis bisanya pun beragam. Masing-masing jenis bisa ular punya efek berbeda. Berbeda jenis bisa, berbeda pula obat anti-bisanya.

Pakar gigitan ular dan toksikologi DR. dr. Tri Maharani, M.Si SP.EM mengatakan, terdapat tujuh jenis bisa ular mematikan di Indonesia.

Tujuh jenis itu adalah neurotoksin, hemotoksin, kardiotoksin, nefrotoksin, sitotoksin, nekrotoksin, dan miotoksin.

(Baca juga: Mengenal 13 Piton yang Hidup di Indonesia)

Racun neurotoksin dihasilkan dari ular king kobra (Ophiophagus hannah), ular laut, ular yang ditemukan di Papua, dan ular weling (Bungarus candidus).

“Semua ular di Papua masuk jenis neurotoksin,” kata Tri saat dihubungiKompas.com (11/9/2017).

Adapun jenis bisa hemotoksin menyerang sel darah merah. Bisa hemotoksin dikeluarkan oleh ular tanah, ular hijau berekor merah, dan ular picung (Rhabdophis subminiatus).

Untuk kardiotoksin, racun ular dari ular laut dan king kobra secara spesifik menyerang jantung.

Selain itu, untuk racun nefrotoksin dihasilkan dari ular Bandotan Puspo atau dikenal dengan nama Viper ruselli secara ekfektif menyerang ginjal.

(Baca juga: Pertolongan Pertama Saat Digigit Ular)

Jenis bisa sitotoksin dari ular kobra dan ular tanah menyerang sitoplasma sel. Terakhir, miotoksin yang menyerang sel otot dihasilkan oleh ular laut.

Tri mengatakan, tingkat fatalitas akibat bisa ular tergantung pada jenis ular dan volume bisa yang disemprotkan. Beberapa ular punya jenis racun yang beragam.

“Ada jenis ular yang isi racunnya banyak. Misalnya seperti kobra. Dia punya nekrotoksin, neurotoksin, dan vitotoksin. Tentu beda dengan bisa ular hematoksin saja,” ucap Tri.

Menurut Tri, terhadap semua gigitan bisa ular beracun, pertolongan pertama akan menentukan keselamatan hidup.

Langkah mengikat anggota tubuh yang terkena gigitan ular atau menyobek hingga keluar darah tak akan membantu.

(Baca juga: 10 Hewan Paling Beracun di Dunia)

Tindakan paling tepat adalah membuat bagian tubuh yang digigit ular tak bergerak layaknya orang patah tulang.

Setelah itu, Anda punya waktu cukup lama hingga mendapatkan anti-bisa ular di rumah sakit terdekat.

“Waktu untuk mendapatkan anti-bisa tak masalah lagi. Anak teman saya di Papua dia kena neurotoksin. Karena tinggal di base camp di atas gunung, untuk turun ke Puskesmas butuh 2 hari. Anak ini selamat dengan imobilisasi. Masih hidup sampai sekarang,” ujar Tri.

Bila klinik atau tempat kesehatan tak mengetahui jenis bisa ular, Tri menyarankan untuk menghubunginya pada Remote Envenomation Consultan Service (RECS) melalui blog recsindonesia.blogspot.com atau melalui pesan WhatsApp di nomor 085334030409.

Artikel ini sudah pernah tayang sebelumnya di Kompas.com dengan judul Tujuh Jenis Bisa Ular di Indonesia, Kenali Bedanya dan Pahami Dampaknya.