Rahim Buatan untuk Bayi Prematur

By , Senin, 25 September 2017 | 11:00 WIB

Kehamilan tipikal manusia berlangsung sekitar 40 minggu, dan bayi dianggap premature pada usia 37 minggu. Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi di seluruh dunia lahir prematur—lebh dari sepersepuluh dari semua kelahiran. Janin prematur termuda yang dianggap dapat hidup—22 sampai 23 minggu—biasanya beratnya hanya sekitar setengah kilogram dan memiliki kesempatan sintas kurang dari 50 persen. Salah satu alasan utama kematian adalah paru-paru yang terlalu rapuh.

Pada April, peneliti di Rumah Sakit Anak Philadelphia melaporkan dalam Nature Communications bahwa mereka menguji rahim buatan pada delapan domba prematur, yang dipilih karena paru-paru domba berkembang serupa dengan manusia. Setiap domba tumbuh dalam kantong berisi cairan ketuban buatan, dan debaran jantungnya memompa darah melalui tali pusar ke mesin yang berfungsi seperti plasenta, menambahkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.

Tim melaporkan bahwa paru-paru domba dan organ tubuh lainnya berkembang seolah-olah berada dalam rahim domba sesungguhnya. Beberapa domba itu tumbuh sampai dewasa, dan sekarang ada seekor yang berusia lebih dari satu tahun dan tampak normal dalam segala hal, termasuk dalam perkembangan otaknya,

"Kami tidak memiliki tes intelijen untuk anak domba," kata pemimpin riset Alan Flake, "akan tetapi menurut kami, mereka adalah anak-anak domba yang cukup cerdas."

Tujuan dari rahim buatan, kata Flake, bukanlah untuk menumbuhkan bayi sepenuhnya di luar ibu mereka atau bahkan untuk menarik mundur batas kelangsungan hidup sampai usia paling dini. Alih-alih, para peneliti mengharapkan ketahanan serta kesehatan lebih baik bagi bayi yang lahir sebelum usia kritis 28 minggu, saat paru-paru mereka siap untuk menarik napas pertama.