Bila Anda memikirkan planet dan tata surya, berlayar biasanya bukan hal pertama yang muncul dalam pikiran anda.
Tapi layar surya atau pesawat ruang angkasa yang memanfaatkan cahaya matahari sebagai bahan bakar ini sudah tidak lagi hanya fiksi ilmiah. Pesawat ruang angkasa kecil ini bisa segera melakukan perjalanan ke bagian luar di jagad raya.
Planetary Society, yang berbasis di Amerika Serikat, siap untuk menguji coba versi terbaru dari pesawat layar surya mereka, LightSail 2.
Bill Nye dari Planetary Society mengatakan dalam Kongres Astronotika Internasional di Adelaide bahwa LightSail 2 akan berada pada pesawat roket Elon Musk berikutnya untuk ditembakkan ke bintang-bintang. "Kami siap berangkat," katanya.
"Sebuah pesawat ruang angkasa telah dibangun, sudah teruji, baterainya menyala, jamnya sudah berjalan," jelasnya.
"Kami menunggu tumpangan, seperti yang kita katakan, di roket SpaceX Falcon Heavy yang kedua."
Apa sebenarnya layar surya?
Bagi komunitas ruang angkasa, konsep ini telah ada selama beberapa dekade dan banyak organisasi berbeda membangun berbagai jenis pesawat layar surya - termasuk yang menggunakan tenaga listrik.
Singkatnya, ini adalah pesawat ruang angkasa kecil yang bisa didorong oleh energi matahari, atau partikel cahaya, dengan bantuan layar halus yang terbuat dari film reflektif super tipis.
Konsep awalnya mungkin terdengar aneh, karena sinar matahari tidak memiliki massa.
"Tapi sinar matahari atau cahaya, meski tidak memiliki massa, ia memiliki momentum, itu energi murni," kata Nye.
"Jadi, jika Anda memiliki wahana antariksa [dengan layar] di ruang hampa yang cukup besar dan dengan massa yang cukup rendah, itu akan mendapat dorongan dari sinar matahari."
Menurut Bill Nye, LightSail 2 cukup ringan untuk diujicobakan agar sukses.