Durian merupakan buah tropis yang endemik di kawasan Asia Tenggara. Meski kulit luarnya berduri dan aromanya cukup tajam, namun daging buahnya bertekstur lembut dan manis rasanya. Tak heran jika buah ini dijuluki sebagai "King of Fruits" atau "Raja Buah-buahan".
Ada banyak deskripsi seputar aroma durian: bau harum dengan aroma manis, bau bawang, bau buah manis dan asam, mirip aroma belerang, bahkan ada yang bilang baunya seperti kaus kaki busuk.
Indonesia, Malaysia, dan Thailand merupakan tiga negara produsen durian terbesar di dunia. Ada banyak jenis durian budidaya, yang memiliki kekhasan masing-masing dalam tekstur daging buah, rasa, dan aroma.
Permintaan regional yang berbeda terhadap jenis durian budidaya mencerminkan keistimewaan lokal pada selera masyarakat: varietas durian yang beraroma tajam dan rasanya sedikit pahit, dihargai mahal di Malaysia dan Singapura, sementara durian dengan rasa yang lebih manis dan beraroma ringan lebih populer di Thailand.
Sebenarnya, darimana asal bau durian dan apa manfaatnya bagi tanaman tersebut?
Tim peneliti internasional dari Singapura, Hongkong, dan Malaysia telah menemukan jawabannya setelah mereka memetakan genom varietas durian yang disebut Musang King.
Analisis tim menunjukkan bahwa genom durian terdiri dari sekitar 46.000 gen—hampir dua kali lipat pada manusia.
Berdasarkan data genomik yang baru dihasilkan, periset juga mempelajari evolusi durian (Durio zibethinus) dan menelusuri hubungannya 65 juta tahun kembali ke tanaman coklat Theobroma cacao.
Dengan membandingkan pola aktivitas bagian-bagian berbeda dari tanaman durian, termasuk dedaunan, akar, dan bunga, mereka mengidentifikasi kelas gen yang disebut methionine gamma lyases. Gen ini berfungsi untuk mengatur produksi senyawa sulfur yang mudah menguap atau Volatile Sulfur Compunds (VSC).
"Analisis kami mengungkap bahwa produksi VSC melejit pesat dalam tanaman durian, selaras dengan opini banyak orang yang mengatakan bahwa mereka mencium aroma samar belerang pada durian," ujar salah satu penulis studi, Patrick Tan.
Para peneliti juga menjelaskan, aroma durian yang begitu tajam dan menyengat bukanlah tanpa kegunaan.
"Di alam liar, kemampuan pohon durian memproduksi VSC dalam kadar tinggi sehingga mengeluarkan bau menyengat, bertujuan untuk menarik perhatian hewan untuk makan buah durian dan menyebarkan benihnya ke daerah lain," ungkap periset.
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature Genetics.