Tim Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh, menindaklanjuti temuan matinya dua ekor gajah yang berlokasi di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, hari minggu kemarin dengan autopsi. Autopsi terhadap dua gajah malang ini dilakukan pada Senin (16/10/2017) sore.
Proses autopsi dilakukan bersama dengan dua orang dokter hewan. Mereka memeriksa organ dalam gajah, seperti hati, limpa, usus, dan cairan usus. Tidak hanya itu, gading pada gajah juga ikut dibawa guna pemeriksaan lebih lanjut. Berdasarkan temuan lanjutan, untuk sementara tim menduga bahwa penyebab kematian gajah adalah racun yang dipasang oleh petani.
(Baca juga: Penyelamatan Dramatis Seekor Gajah)
Lebih lanjut, Nurdin, ketua tim BKSDA Aceh memastikan butuh waktu sekitar satu bulan untuk mendapatkan hasil yang pasti mengenai penyebab kematian. Di samping itu, tim juga bekerja sama dengan kepolisian guna memastikan penyebab kematian.
Sebelumnya, kematian dua ekor gajah yang berjenis kelamin jantan dan betina ini diduga karena terkena pagar yang dialiri listrik (Baca lebih lanjut: Dua Gajah Sumatra Mati Akibat Tersetrum Pagar Listrik di Aceh). Terkait hal ini, Kapolres Aceh Timur, AKBP Rudi Purwiyanto, mengatakan bahwa polisi sudah memerika sejumlah saksi terkait penyebab kematian gajah.
Dalam wawancara dengan Kompas.com, Syafrizal Komeng, petani setempat, mengaku bahwa kawat listrik yang dipasang mengelilingi kebun bertujuan untuk menghalau hama babi. Tidak ada maksud untuk menyebabkan kematian pada gajah.
(Baca juga: Perdagangan Gading Ilegal Bunuh Lebih dari 100 Gajah Afrika)