Tabung Lava Raksasa Berpotensi Jadi "Rumah" Bagi Astronaut di Bulan

By , Kamis, 19 Oktober 2017 | 19:00 WIB

Meski bulan relatif mudah diakses dan merupakan satu-satunya benda langit yang pernah dijejak oleh manusia, namun tempat ini tetap saja tak bisa dihuni. Tanpa atmosfer dan medan magnet, bulan akan mudah terpapar oleh variasi suhu ekstrem, radiasi, dan dampak meteorit.

Semua itu merupakan faktor yang dapat mengancam kelangsungan hidup koloni di bulan dalam jangka pendek maupun panjang.

Kabar baiknya, ilmuwan baru-baru ini berhasil mengidentifikasi tempat persinggahan di bulan yang mungkin bisa melindungi makhluk hidup dari ancaman-ancaman tersebut.

Studi yang dipublikasikan dalam Geophysical Research Letters memastikan keberadaan tabung lava lebar di daerah Marius Hill di bulan. Tabung ini, dapat digunakan untuk melindungi astronaut dari kondisi-kondisi berbahaya di permukaan bulan.

Tabung lava merupakan saluran alami yang terbentuk ketika aliran lava mengembangkan kerak keras, yang mengental dan membentuk atap di atas aliran lahar yang masih mengalir. Begitu lava berhenti mengalir, terowongan terkadang mengering, membentuk saluran kosong. Di Bumi, ada pula beberapa tabung lava, salah satunya adalah Gua Valentine, yang terletak di California.

Gua Valentine, tabung lava di Lava Beds National Monument, California, Amerika Serikat. (Dave Bunnell/Under Earth Images via Wikimedia Commons)

Tabung lava tersebut ditemukan oleh para peneliti di JAXA, badan antariksa Jepang. Mereka menggunakan data radar dari wahana antariksa SELENE untuk mencari pola gema yang mungkin bisa mengungkap pintu masuk  terbuka ke ruang bawah tanah raksasa. 

Ukuran pasti dari tabung lava ini belum sepenuhnya diketahui. Berdasarkan data, tabung ini diperkirakan memiliki panjang beberapa kilometer dan lebar serta tinggi sekitar satu kilometer. Dengan ukuran ini, tabung lava tersebut setidaknya cukup untuk menampung kota seukuran Philadelphia.

"Penting untuk mengetahui di mana dan seberapa besar tabung lava tersebut jika kita ingin membangun basis di bulan," ujar Junichi Haruyama, peneliti senior di JAXA. "Tetapi mengetahui dua hal tersebut juga penting untuk sains dasar. Kita mungkin bisa mendapatkan sampel batu baru, data aliran panas, dan data observasi gempa bulan."

Membangun koloni di bulan bisa menjadi keuntungan besar bagi prospek eksplorasi antariksa di masa depan. Gravitasi rendah di bulan berarti meluncurkan pesawat antariksa dari permukaannya membutuhkan bahan bakar lebih sedikit, sehingga mengurangi biaya peluncuran. 

Basis di bulan juga bisa menjadi pusat ideal antara operasi penambangan asteroid dan Bumi. Selain itu, juga berpotensi sebagai destinasi wisata yang spektakuler. 

Tabung lava di Marius Hills ini, bisa menjadi tempat sempurna untuk mengawali era baru kolonisasi bulan.