10 Foto Favorit <i>National Geographic</i> dari Seluruh Dunia

By , Jumat, 20 Oktober 2017 | 17:00 WIB
()
Meksiko—Kupu-kupu raja yang mati menghiasi lantai hutan bersalju di negara bagian Michoacan. Sedikitnya sembilan juta, lebih dari 40 persen koloni ini, mati setelah badai musim semi yang luar biasa kuat—mungkin karena perubahan iklim—melanda tempat perlindungan gunung mereka. (Jaime Rojo via National Geographic)
 
()
Amerika Serikat—Saat suhu musim panas melonjak, 96 air mancur di dasar Unisphere membantu pengunjung mengalahkan paparan serangan panas. Bola baja tahan karat di Flushing Meadows Corona Park, New York City —tingginya 140 kaki, berdiameter 120 kaki, 350 ton—merupakan pengingat abadi Pameran Dunia 1964-1965. Cincinnya melambangkan tiga penerbangan orbital awal, yang menandai awal era antariksa. Foto ini tampil dalam majalah National Geographic edisi Agustus 2017. (Matthew Pillsbury, Benrubi Gallery via National Geographic)
 
()
Vietnam—Puluhan bundel dupa kering di Quang Phu Cau, Hanoi. Bahan aromatik yang dibakar untuk menandai peristiwa kehidupan dan menghubungkan dengan dunia roh ini telah menjadi ciri khas budaya Vietnam selama ribuan tahun. (Tran Tuan Viet via National Geographic)
 
()
Estonia—Seperti jamur yang tumbuh di tanah, tiang-tiang kayu bertudung es ini bertebaran di atas permukaan laut di pelabuhan tua di Tallin. Disinari cahaya matahari terbit, sisa-sisa dermaga di Semenanjung Paljassaare ini terlihat karena air laut sedang surut. Foto ini dimuat dalam majalah National Geographic edisi Maret 2017. (Andrei Reinol via National Geographic)
 
 
()
Amerika Serikat—Di Gurun Sonora dekat Red Rock, Arizona, badai petir yang bergerak cepat dan pelangi berbagi langit dalam citra komposit ini. Beberapa wilayah di bagian Arizona ini, termasuk Pegunungan Tortolita, membantu memicu timbulnya guntur dan petir. Foto ini terbit dalam majalah National Geographic edisi November 2016. (Jack Dylomga/Nature Picture Library via National Geographic)
 
()
Prancis—Dengan datangnya musim kawin, dua katak bergumul intim di perairan dangkal Sungai Lez. Pelukan reproduksi mereka—saat pejantan yang lebih kecil menjepit betina di belakang kaki depannya—disebut aksilaris amplexus. Foto ini muncul dalam majalah National Geographic Indonesia edisi Agustus 2016. (Mathieu Foulquie/Biosphoto via National Geographic)
 
()
Spanyol—Ratusan anggota tim berpakaian cerah membentuk dasar menara manusia selama kompetisi dua tahunan Concurs de Castells di Tarragona. Tradisi budaya Catalonia ini berasal dari abad ke-18. UNESCO secara resmi mengakuinya di tahun 2010. Foto ini dimuat dalam majalah National Geographic edisi Juni 2016. (David Oliete Casanova via National Geographic)
 
()
Kanada—Di Taman Nasional Wapusk Manitoba, beruang kutub dan anaknya yang berumur empat bulan bersarang di dekat pohon willow. Induk dan anak-anak yang kelaparan keluar dari sarang persalinan mereka setiap musim semi. Pada saat yang sama, tak jauh dari situ, anak anjing laut dilahirkan di atas bongkahan es di Teluk Hudson. Foto ini muncul dalam majalah National Geographic edisi Februari 2017. (Daisy Gilardini via National Geographic)
 
 
()
Thailand—Di Chiang Mai, ratusan lampion menghiasi langit malam selama festival tahunan Yi Peng. Tradisi yang berakar pada Buddhisme ini menekankan refleksi diri dan pembersihan spiritual. Lentera, atau yang disebut khom loi, merupakan balon udara panas yang terbuat dari kertas nasi. Foto ini dimuat dalam majalah National Geographic edisi Juli 2016. (Panupong Roopyai/Demotix, Corbis via National Geographic)