Hati-Hati, Ciuman dari Kucing dan Anjing Ternyata Bisa Mematikan

By , Rabu, 25 Oktober 2017 | 18:00 WIB

Cerita bermula ketika Julie McKenna tiba di rumah sakit di Mildura, Australia, pada tahun 2007 lalu. Saat itu, dirinya hampir tidak dapat berbicara. Lengan dan kakinya dingin dan berbintik-bintik, wajahnya pun berubah ungu.

Dokter yang menangani kala itu dengan cepat mendiagnosis bahwa Julie berada dalam bahaya septik-bakteri di dalam aliran darahnya dan menyerangnya dari dalam. Meskipun telah diberi antibiotik, ternyata warna ungu tersebut terus saja menyebar, dan organ tubuhnya mulai rusak. Pada akhinya, lengan dan kaki Julie mulai berubah menjadi hitam.

Julie dirawat di rumah sakit selama lebih dari dua minggu, hingga akhirnya dokter mengidentifikasi bakteri dalam darahnya. Hasilnya mengejutkan. Dokter menemukan serangga Capnocytophaga canimorsus, serangga ini adalah hewan yang ditemukan pada air liur anjing dan kucing yang sehat.

(Baca juga: Taiwan Jadi Negara Asia Pertama yang Melarang Konsumsi Daging Anjing dan Kucing)

Baru saat itulah Julie ingat, seminggu sebelum ia jatuh sakit, kaki kirinya pernah tersiram air panas. Sebenarnya luka luka bakarnya tidak terlalu parah, dan dia tidak terlalu memikirkan ketika anjingnya menjilat luka itu.

Seperti Julie, kebanyakan dari kita tidak benar-benar tahu apa yang ada di dalam air liur hewan peliharaan kita, atau betapa berbahayanya hal itu. Kulit dan sistem kekebalan tubuh kita normalnya berada di antara kita dan kuman yang ada di hewan peliharaan kita. Namun, sistem tersebut ternyata dapat dilanggar.

Sekitar 10 sampai 15 persen gigitan anjing menjadi infeksi, seperti halnya pada gigitan kucing. Terkadang konsekuensinya sangat mematikan. Dalam sebuah penelitian, dinyatakan bahwa 26 persen orang yang terinfeksi  C. canimorsus dinyatakan meninggal.

Kini, para ilmuwan mulai mendeskripsikan jenis bakteri apa saja yang hidup di mulut anjing dan kucing, serta membandingkannya dengan spesies kita sendiri. Hasil kerjanya tersebut mengungkap bahwa ternyata sejumlah patogen potensial tersembunyi di setiap ciuman atau jilatan anjing dan kucing.

(Baca juga: Kawanan Kalkun Lakukan "Ritual Kematian" dengan Mengelilingi Bangkai Kucing)

Di dalam mulut anak anjing, C. canimorsus bukanlah sebuah  masalah besar. Setidaknya ada satu dari empat anjing dan kucing membawa bakteri tersebut. Bakteri C. canimorsus biasanya tidak ada pada manusia. Itulah mengapa ketika bakteri tersebut masuk ke aliran darah Julie, tubuhnya berjuang untuk melawan infeksi tersebut.

Walaupun pada akhirnya antibiotik dapat mengurangi arus penyebaran bakteri itu, dokter terpaksa harus mengamputasi betis kiri, kaki kanan, dan setiap jari tangan Julie. "Kejadian ini mengubah hidup saya dalam setiap aspek," cerita Julie di ABC News di Australia.

Melihat kisah diatas, dirasa perlu adanya kita memperhatikan setiap detail dari hewan peliharaan kita dan memahami dengan baik apa saja fakta tentang hewan peliharaan kita.

Floyd Dewhirst, ahli genetika bakteri sekaligus seorang peofesor pengobatan oral dariForsyth Institute di Harvard, memelopori studi tentang mikrobioma oral—semua bakteri yang hidup di mulut—pada manusia, anjing, dan kucing. Studi ini mengatakan bahwa tidak banyak yang tahu apa yang sebenarnya ada di mulut anjing atau kucing.

Dewhirst mengatakan, ada sekitar 400 sampai 500 spesies bakteri melimpah di mulut manusia. Sejauh ini, Dewhirst dan rekan-rekannya telah mengidentifikasi sekitar 400 jenis bakteri yang ada pada mulut pada anjing dan hampir 200 bakteri tersembunyi pada mulut kucing. Dewhirst berharap apa yang telah ditemukannya itu dapat diteliti lebih lanjut.

Kini, para ilmuwan mulai mendeskripsikan jenis bakteri apa saja yang hidup di mulut anjing dan kucing serta membandingkannya dengan spesies kita sendiri. Hasil kerjanya tersebut  mengungkapkan  ternyata sejumlah patogen potensial  tersembunyi di setiap ciuman  atau jilatan anjing dan kucing