"Awas, iru bagae...itu bagae (awas, itu petugas...itu petugas)". Begitu biasa dulu masyarakat Bajo menakut-nakuti anak mereka ketika ada jagawana melintas di sekitar mereka.
Petugas jagawana adalah sosok yang dihindari oleh beberapa kelompok masyarakat di dalam kawasan TNTBR (TN. Taka Bonerate).
Stigma itu begitu melekat dan menjadi tantangan tersendiri dalam melakukan pendekatan sebagai upaya penyuluhan dan penyadartahuan tentang konservasi sumberdaya alam.
Upaya yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir adalah menghilangkan stigma yang telah melekat di masyarakat melalui metode pendekatan yang merakyat dan membaur dengan masyarakat serta menghibur atau menyenangkan.
Salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh Balai TN. Taka Bonerate untuk menghilangkan stigma petugas sebagai sosok yang menakutkan dan dihindari di masyarakat adalah dengan melakukan kegiatan kunjungan ke sekolah-sekolah di dalam kawasan taman nasional.
Pada beberapa waktu lalu (7-11/11), Balai Taman Nasional Taka Bonerate berkolaborasi dengan Komunitas Selayar Belajar dan perwakilan pemuda dalam kawasan melakukan kunjungan sekolah yang berada di tiga pulau di dalam wilayah SPTN Wil. I Tarupa Taman Nasional Taka Bonerate, yaitu Rajuni kecil, Rajuni Besar dan Latondu Besar.
Kunjungan ke sekolah-sekolah ini juga dirangkaikan dengan acara nonton bersama masyarakat di malam hari. "Tujuan dari kegiatan ini adalah berbagi pengetahuan tentang konservasi kepada masyarakat di dalam kawasan Taka Bonerate, terutama dalam hal mendidik mulai dari anak-anak usia sekolah. Adapun kolaborasi dengan Komunitas Selayar Belajar dan pemuda lokal adalah untuk membangun dan memperluas kerjasama dengan berbagai pihak yang peduli pendidikan dan konservasi dan menjadi mitra dalam upaya konservasi di TN. Taka Bonerate," ungkap Fahmy Syamsuri selaku ketua tim.
Dalam kegiatan tersebut disampaikan materi tentang biota dilindungi, dalam hal ini akar bahar dan penyu, perikanan berkelanjutan, serta kampanye baby shark yang merupakan ikon TN. Taka Bonerate. Kegiatan ini dilakukan dengan metode edutainment, yaitu edukasi yang menghibur atau menyenangkan.
Dengan metode pendekatan yang berbeda serta menjadikan masyarakat sebagai mitra, diharapkan stigma jagawana yang mulanya ditakuti dan dihindari dapat perlahan-lahan berkurang sehingga upaya penyadar tahuan tentang konservasi dan pemanfaatan lestari dapat dilakukan lebih efektif dan dapat diterima oleh masyarakat.