Mungkin Anda mengenal orang yang suka pura-pura sakit untuk mangkir dari janji atau tanggung jawabnya. Bisa jadi, teman atau kenalan Anda tersebut mengalami sindrom ‘pura-pura sakit’ yang dalam dunia medis disebut dengan malingering. Penasaran apakah ia benar-benar memiliki malingering atau tidak? Coba cek di sini ciri-ciri malingering atau pura-pura sakit.
Apa itu malingering?
Malingering adalah penyimpangan perilaku yang menyebabkan pelakunya mengaku sakit meski ia sebenarnya dalam keadaan sehat, atau bertindak seolah-olah penyakitnya lebih parah dari yang sesungguhnya, dengan tujuan mendapatkan keuntungan pribadi. Para ahli tidak memasukkannya sebagai penyakit mental, karena mereka yang pura-pura sakit atau mengalami malingering justru termotivasi akibat keadaan lingkungan sekitarnya.
(Baca juga: Kepribadian dapat Diungkap dari Cara Bergerak)
Mengapa ada orang yang mengalami malingering atau berpura-pura sakit?
Para ahli menyebutkan bahwa sindrom ini berkaitan dengan gangguan kepribadian yang antisosial serta riwayat kepribadian penderitanya. Berbeda dengan sindrom Munchausen yang terjadi akibat ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang lain, justru malingering ini terjadi akibat beberapa hal seperti:
- Berusaha menghindari hukuman dalam kasus kriminal tertentu
- Keinginan untuk menggunakan obat-obatan terlarang atau menyalahgunakan obat
- Sedang dalam kegiatan militer, memalsukan kesehatannya agar mendapat keringanan
- Ingin mendapat tunjangan pekerjaan, sehingga melakukan klaim palsu
Bagaimana ciri dan tanda seorang pelaku malingering?
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi ke-5 (DSM-5), malingering dapat dideteksi jika ia memiliki ciri dan tanda berikut:
- Sedang berada dalam kondisi medikolegal. Medikolegal adalah ilmu medis yang berkaitan dengan hukum. Dalam hal ini orang dengan malingering akan ‘kambuh’ jika sedang berada dalam kasus hukum tertentu.
- Cenderung tidak bisa diajak kerja sama, dan melanggar berbagai peraturan. Orang yang punyamalingering, tak hanya memalsukan status kesehatannya saja tetapi sering melanggar peraturan dan tidak kooperatif jika diminta untuk bekerja sama. Hal ini yang terjadi ketika ia diperiksa oleh dokter, ia akan mudah tersinggung dan mengelak.
- Mengeluhkan gejala yang berlebihan. Orang dengan malingering akan mengeluhkan gejala yang ia rasakan dengan berlebih-lebihan dan mengatakan bahwa ia memiliki penyakit yang parah.
- Memiliki gangguan kepribadian antisosial, yaitu gangguan perilaku yang tidak menghargai hukum serta norma sosial yang berlaku.
Apakah ada pemeriksaan khusus untuk mendeteksi malingering atau pura-pura sakit?
Sebenarnya, tidak ada pemeriksaan fisik khusus untuk mendeteksi sindrom ini kecuali pemeriksaan tes medis yang dapat menunjukkan bukti bahwa pasien tersebut tidak sedang sakit. Sementara, biasanya para ahli akan memeriksanya dengan pemeriksaan mental yang dilakukan dengan cara memberikan berbagai pertanyaan pada orang yang dicurigai malingering. Orang yang mengalami malingering akan menunjukkan berbagai gejala berikut ketika dilakukan pemeriksaan mental:
- Mudah tersinggung dan berkelit ketika ditanyakan terkait dengan kesehatan atau penyakit yang sedang dideritanya tersebut.
- Tidak segan-segan melayangkan ancaman bunuh diri.
- Ketika ditanyakan akan mengelak dan cenderung memberikan jawaban yang berbelit-belit.
Dari berbagai pertanyaan yang dilayangkan secara terus-menerus, biasanya pelakunya akan memberikan jawaban yang tidak konsisten dan hal ini yang kemudian dapat menandakan bahwa ia hanya berpura-pura saja.
(Baca juga: Berbohong Berakibat Buruk pada Kesehatan)
Apa yang harus dilakukan jika menemukan pasien yang dicurigai hanya berpura-pura sakit?
1. Biarkan selama beberapa saat
Pengamatan jangka panjang bisa membantu mengekspos kepura-puraan, karena pelaku biasanya kesulitan mempertahankan kondisi pura-pura sakit tersebut dalam jangka waktu yang lama.
2. Lakukan tes fisik
Pelaku malingering juga biasanya tidak punya cukup pengetahuan tentang gejala penyakit yang ia “alami”, sehingga saat dilakukan tes fisik, ia akan kesulitan meniru reaksi yang seharusnya terjadi di tubuhnya.
3. Tanya-jawab
Melakukan sesi tanya-jawab atau konsultasi, di mana petugas medis menanyakan sejumlah pertanyaan bertubi-tubi dalam waktu yang cukup lama, akan membuat pelaku kewalahan karena harus “mengarang” jawaban dalam waktu kilat. Akibatnya, Anda akan menemukan jawaban yang saling berkontradiksi atau tidak konsisten.
4. Evaluasi psikologi
Evaluasi psikologi juga direkomendasikan untuk mendeteksi malingering. Psikolog memiliki panduan wawancara klinis yang ilmiah dan objektif, untuk mengetahui apakah seorang pasien memberikan jawaban yang jujur, atau jika ia melebih-lebihkan kondisi sebenarnya.
Artikel ini pernah tayang di hellosehat.com dengan judul Pura-pura Sakit Demi Menghindari Hukuman, Salah Satu Ciri Malingering