Pencahayaan di lingkungan kita - baik intensitas maupun warnanya, dapat memengaruhi emosi dan kesejahteraan psikologis.
Jadi, pada saat Anda menghadapi situasi stres di lingkungan sosial atau dalam hubungan pribadi, cobalah menatap sedikit pada cahaya dalam spektrum biru.
Studi kecil yang dimuat di jurnal PLoS One, menitikberatkan perhatian pada tekanan jangka pendek yang berasal dari hubungan sosial atau interpersonal.
Misalnya, saat Anda sedang berselisih paham dengan pasangan, atau Anda harus memberikan presentasi pada sebuah pertemuan penting, yang menentukan keberhasilan karier.
(Baca juga: Siapakah Penemu Lampu Lalu Lintas?)
Dalam penelitian tersebut, para peneliti melibatkan 12 sukarelawan dengan sebuah metode yang disebut Montreal Imaging Stress Task.
Sebanyak 12 sukarelawan itu dibagi menjadi dua kelompok.
Satu kelompok beristirahat di ruang kromoterapi dengan pencahayaan lampu biru, sementara yang lain beristirahat di ruangan yang diterangi cahaya putih.
Kedua kelompok mendapat pemantauan untuk sinyal bio, seperti denyut jantung dan aktivitas otak.
Usai menjalani istirahat, para periset menemukan fakta, kelompok yang berada dalam ruang istirahat dengan pencahayaan lampu biru bisa bersantai dan menemukan ketenangan pikiran hanya dalam satu menit.
Sedangkan kelompok lampu putih, membutuhkan waktu lebih dari 3,5 menit untuk benar-benar bisa bersantai dan mencapai ketenangan pikiran. Bahkan, ada yang membutuhkan waktu lebih lama dari itu.
(Baca juga: Kentang, Energi Alternatif Bagi Lampu LED)
Penulis penelitian ini lantas menyimpulkan, informasi yang dilaporkan dalam penelitian ini dapat mempengaruhi teknologi yang digunakan.
Misalnya, penggunaan pencahayaan biru sebelum Anda memulai negosiasi.
Lalu, dalam konteks kehidupan sehari-hari, misalnya selama periode stres bekerja atau saat bersantai di rumah.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Ingin Pikiran Lebih Tenang? Coba Pakai Lampu Tidur Warna Biru