Sebuah penelitian baru mengenai zat oksigen dan zat besi yang ditemukan di dalam bumi ini ketika terjadinya kondisi ekstrim ini menjelaskan misteri dari seismik yang telah berlangsung lama atau yang sering disebut ultralow velocity zones.
Diterbitkan di Nature,dikatakan bahwa temuan ini dapat memiliki implikasi yang luas mengenai pemahaman kita tentang sejarah geologi bumi, termasuk peristiwa yang mengubah kehidupan seperti Peristiwa Oksigenasi besar, yang terjadi 2,4 miliar tahun yang lalu. ultralow velocity zones (UVZ) ini diketahui ilmuwan berada di batas antara mantel bawah dan inti bumi atau sekitar 1.800 mil di bawah permukaan bumi, hal ini karena para ilmuan menemukan adanya tanda seismik yang tidak biasa.
Meskipun wilayah ini terlalu jauh bagi para periset untuk mengamatinya secara langsung, instrumen yang dapat mengukur propagasi gelombang seismik yang disebabkan oleh gempa ini memungkinkan mereka untuk memvisualisasikan adanya perubahan struktur interior bumi; -hal ini mirip dengan bagaimana pengukuran ultrasound yang memungkinkan para medis untuk melihat ke dalam tubuh kita-.
Baca juga: Benda Putih saat Peluncuran Pesawat Ulang-Alik Ini Diduga UFO, Benarkah? Pengukuran seismik ini memungkinkan para ilmuwan untuk memvisualisasikan zona kecepatan ultralow (UVZ) ini di beberapa wilayah sepanjang batas inti-mantel, dengan mengamati melambatnya gelombang seismik yang melewatinya. Tapi meskipun UVZ ini telah diketahui, peneliti belum bisa menjelaskan apa penyebabnya. Namun, temuan terbaru tentang adanya zat kimia besi dan oksigen di dalam perut bumi ini memberikan jawaban atas misteri yang telah ada selama ini. Ternyata air yang mengandung mineral ini tertarik ke dalam bumi akibat aktivitas tektonik yang biasa terjadi, kemudian di bawah tekanan dan suhu ekstrim zat-zat yang ada di dalam air tersebut berpisah,- membebaskan hidrogen dan memungkinkan oksigen sisa bergabungkan dengan logam besi dari inti bumi untuk menciptakan mineral bertekanan tinggi baru atau yang disebut peroksida besi-. Dipimpin oleh Carnegie's Ho-kwang "Dave" Mao, tim peneliti mempercayai bahwa sebanyak 300 juta ton air dapat dibawa ke dalam interior bumi setiap tahunnya dan menghasilkan reservoir besi dioksida yang dalam dan masif, hal ini lah bisa menjadi sumber zona kecepatan ultralow yang dapat memperlambat gelombang seismik pada batas inti-mantel.
Baca juga: 3200 Phaeton, Asteroid "Berpotensi Bahaya" ini Akan Mendekati Bumi Dalam menguji gagasan ini, tim peneliti menggunakan alat canggih di Argonne National Laboratory untuk memeriksa adanya perambatan gelombang seismik melalui sampel peroksida besi yang diciptakan di bawah tekanan dan kondisi suhu yang meniru bumi dengan menggunakan selang berlian yang dipanaskan dengan laser.
Mereka menemukan hasil bahwa ternyata campuran batu mantel normal ini 40 sampai 50 persen peroksida besinya memiliki tanda bahaya seismik yang sama dengan zona kecepatan ultralow yang penuh teka-teki. Bagi tim peneliti, salah satu aspek yang paling menarik dari temuan ini adalah potensi reservoir oksigen berada jauh di dalam interior planet ini, yang jika dilepaskan secara berkala ke permukaan Bumi secara signifikan akibatnya dapat mengubah atmosfer awal Bumi, yang berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan dramatis di atmosfer. "Menemukan keberadaan reservoir oksigen internal raksasa memiliki banyak implikasi luas," jelas Mao. "Sekarang kita harus mempertimbangkan kembali konsekuensi dari ledakan oksigen sporadis dan korelasi mereka dengan peristiwa besar lainnya dalam sejarah Bumi, seperti pembentukan besi banded, bola salju Bumi, kepunahan massal, basal banjir, dan keretakan superkontinen."