Nationalgeographic.co.id—Siapa sangka jika peradaban manusia di zaman Mesir kuno memiliki praktik ritual unik. Mereka memiliki masa reproduksi sendiri tepatnya pada musim panas. Pada zaman itu, masyarakat Mesir kuno memiliki kepercayaan bahwa surut dan mengalirnya Sungai Nil itu dipengaruhi dewa yang melakukan ejakulasi.
Oleh karena itu, Firaun sebagai raja Mesir kuno, selalu melakukan ritual dengan melakukan masturbasi di hadapan orang banyak. Dia memuaskan dirinya sendiri hingga orgasme di Sungai Nil agar selalu berkah dan tidak pernah kering. Hal itu dia lakukan untuk menghormati Dewa Atum. Salah satu dewa memberi kepuasan pada seks.
Mungkin saat ini bagi sebagian orang, masturbasi menjadi salah satu praktik seksual yang paling umum namun paling memalukan di banyak budaya dan agama. Namun di Mesir kuno, masturbasi adalah ritual suci yang dipercaya membawa keberuntungan bagi negeri itu.
Awal Mula Tradisi Masturbasi Mesir Kuno
Menurut mitologi Mesir kuno, penciptaan alam semesta adalah hasil dari masturbasi oleh Atum (dewa matahari). Kisah penciptaan alam semesta menurut mitologi Mesir Kuno menyatakan bahwa sebelum penciptaan dunia, dewa Atum adalah satu-satunya makhluk yang ada. Pada masa tertentu, Atum mulai merasa kesepian dan terangsang. Karena tidak ada seorang pun yang tersedia untuk memuaskan hasrat seksualnya, ia mulai melakukan masturbasi.
Dikutip Histosy of Yesterday, pada puncak masturbasi, ia dikatakan telah ejakulasi dan membentuk pasangan pertama dewa kembar (Tefnut dewi kelembaban, dan Shu dewa udara) di samping seluruh alam semesta. Di lain sisi, terdapat sumber lain yang mengklaim itu bukanlah melalui masturbasi melainkan meludah. Apapun masalahnya, mitos inilah yang menyebabkan ritual masturbasi publik di Mesir kuno.
Orang-orang percaya bahwa mereplikasi praktik masturbasi tersebut setiap tahun akan menyenangkan dewa mereka, Atum. Selain itu, ritual ini diyakini bahwa berapa kali Atum ejakulasi memiliki semacam hubungan dengan aliran sungai Nil. Jadi, selanjutnya, setiap firaun selama pemerintahannya, diharuskan untuk mengambil bagian dalam ritual yang akan berlangsung di sungai Nil.
Masturbasi Jadi Ritual Keagamaan
Upacara masturbasi melibatkan firaun dan laki-laki lainnya. Setiap tahun, selama pesta Min (festival tahunan untuk merayakan kelanjutan pemerintahan firaun), masyarakat umum akan menemani firaun ke tepi Sungai Nil di mana upacara itu akan berlangsung. Saat mencapai sungai Nil, firaun diharuskan melepas jubahnya dan mulai melakukan masturbasi.
Sambil memanjakan dirinya di tepi sungai, ia harus memastikan bahwa air mani dari ejakulasinya mengalir langsung ke sungai. Selama proses tersebut, sisa pria dengan firaun akan bergabung dalam masturbasi dan ejakulasi ke sungai juga.
Karena mitologi ini, penduduk negeri itu yakin bahwa upacara masturbasi adalah sumber penghidupan mereka. Mereka percaya bahwa seperti air mani yang jatuh ke air dan mengalir bersama ombak, demikian pula tanah akan mengalir dengan kehidupan yang berlimpah dan panen yang besar bagi penduduk negeri itu.
Baca Juga: Kenapa Sungai Nil Bernilai Sangat Penting bagi Peradaban Mesir Kuno?