Balai Taman Nasional Taka Bonerate/Seksi Pengelolaan wilayah II Jinato bersama Polres Kepulauan Selayar/Kepolisian Sektor Taka Bonerate, Kodim 1415 Kepulauan Selayar dan Pos TNI Angkatan Laut kembali melaksanakan Operasi Pengawasan dan Pengamanan Perairan Gabungan. Kegiatan operasi ini dilakukan dengan cara menyisir kawasan Taman Nasional Taka Bonerate di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, pada 28 November - 2 Desember.
Operasi gabungan yang dilakukan secara berkala tersebut bertujuan untuk menjaga dan meminimalkan kerusakan ekosistem terumbu karang dan biota laut lainnya melalui upaya pengawasan dan pengamanan serta penegakan hukum.
Meskipun cuaca ekstrem yang boleh jadi merupakan dampak dari siklon badai Dahlia, tak menyurutkan semangat tim untuk tetap terjun ke lapangan.
Tidak seperti operasi sebelumnya, kali ini tim melakukan penyelaman dengan target utama nelayan pengguna alat tangkap bubu. Penggunaan alat tangkap ini tergolong tidak ramah lingkungan karena menggunakan pemberat berupa batu karang yang dapat merusak ekosistem karang yang merupakan habitat biota laut lainnya.
"Bayangkan kalau setiap bubu menggunakan batu karang hidup untuk menindis bubunya, berapa karang yang dirusak," ucap M. Baso Kanit Reserse Polsek Taka Bonerate saat dimintai keterangan perihal diamankannya dua nelayan bubu tersebut.
Lebih lanjut dikatakan, "Dua nelayan yang kami dapati masih dalam tahap pembinaan dan diberi tugas mensosilisasikan hal ini dan jika ditemujan kembali oleh aparat, akan kami tindak tegas."
Dengan dilaksanakannya patroli gabungan secara berkala diharapkan kegiatan-kegiatan ilegal di kawasan TN Taka Bonerate dapat diantisipasi dan diminimalisir, sehingga tingkat kerusakan terumbu karang dapat ditekan.
Pada akhirnya diharapkan dengan ekosistem terumbu karang yang terjaga, sumber daya perikanan akan terus dapat menopang kehidupan dan kesejahteraan masyarakat nelayan melalui penangkapan ikan dan pemanfaatan jasa lingkungan untuk aktifitas wisata bahari.
Perlu diketahui pula bahwa kawasan Taman Nasional Taka Bonerate didiami oleh lebih dari 7.200 jiwa yang berasal dari 6 desa (Latondu, Rajuni, Tarupa, Jinato, Pasitallu Raya dan Tambuna) yang sebahagian besar kehidupannya sangat tergantung dari mata pencaharian sebagai nelayan.
Kawasan ini juga berperan penting sebagai tempat pemijahan berbagai jenis ikan yang penting guna menjamin keberlanjutan sumber daya perikanan, termasuk Laut Flores dan Selat Makassar.