Manusia ‘meracuni’ lingkungan dan diri mereka sendiri dengan parah. Menurut PBB, polusi di laut, daratan dan udara merupakan pembunuh manusia terbesar.
PBB mendesak adanya tindakan cepat dan terpadu dari pemerintah, pelaku bisnis dan individu, untuk mengatasi masalah ini. Mengingat ada sembilan juta orang yang terbunuh oleh polusi setiap tahunnya. “Polusi merupakan pembunuh terbesar di planet ini dan kita perlu mengalahkannya,” kata Erik Solheim, Kepala Program Lingkungan PBB.
(Baca juga: Polusi Udara Ancam Tumbuh Kembang Bayi)
Dari data tahunan yang dipublikasikan pada jurnal medis The Lancet, diketahui ada tujuh juta orang yang meninggal akibat menghirup racun di udara – berasal dari asap knalpot mobil, emisi pabrik, asap dari kayu bakar dan batu bara. Selain keracunan langsung, polusi menyebabkan serangkaian penyakit mematikan seperti jantung, stroke, kanker paru-paru dan penyakit paru obstruktif kronik.
Polusi udara juga menyebabkan kerusakan otak pada lebih dari setengah juta anak-anak di dunia setiap tahunnya.
Masalah kemanusiaan
Semakin meningkatnya jumlah manusia, maka semakin tinggi juga jumlah sampah yang ada di Bumi. “Lebih dari 80 persen air limbah di dunia dilepaskan ke lingkungan tanpa tahu bagaimana cara mengatasinya. Dan hampir 50 juta ton limbah elektronik diproduksi setiap tahun,” kata Ligia Noronha, Direktur Program Lingkungan PBB, Divisi Ekonomi, pada UN Environment Assembly (UNEA) di Nairobi, Kenya.
UNEA sendiri merupakan forum pengambil keputusan terbesar mengenai masalah lingkungan. Forum ini mengumpulkan menteri dan deputi lebih dari 100 negara di ibukota Kenya, sejak 4 hingga 6 Desember 2017. Mereka meresmikan deklarasi politik yang berjudul Towards A Polution-Free Planet (Menuju Planet Bebas Pencemaran).
“Polusi bukan hanya masalah kesehatan, produktivitas dan ekonomi, tapi juga meliputi masalah kemanusiaan. Setiap orang berhak hidup dengan lingkungan yang bersih,” tambah Noronha.
(Baca juga: Polusi Menjadi Faktor Utama Penyebab Kematian Terbanyak di Dunia)
Dengan adanya deklarasi ini, diharapkan anggota negara PBB mau berusaha untuk berhenti merusak Bumi dengan bahan kimia, sampah tak terurai, dan asap beracun.
Para pemimpin dunia juga bernegosiasi untuk menemukan resolusi anti polusi. Di antaranya dengan membatasi penggunaan jumlah plastik dan berhenti menggunakaan timbal pada cat.
Laporan terbaru dari The Lancet mengatakan, dana kesejahteraan yang berhubungan dengan polusi – termasuk biaya medis yang dikeluarkan – mencapai 5 triliyun dollar AS.