Baca juga: Cerita di Balik Perahu Padewakang di Museum La Boveire Belgia
Untuk sarapan diantar ke kamar, dengan menu eropa seperti roti dan telur. Tapi jangan kaget kalau dalam menunya ada wedang beras kencur, walau dalam bentuk kemasan instan! Walau pengunjung silih berganti berdatangan Noer memilih memfokuskan tamunya datang pada akhir pekan. Alasannya sederhana, biar ia punya waktu mengurus keluarganya di hari kerja. Tamunya kebanyakan malah bukan orang Belgia tapi orang Jerman dan Belanda. Dan biasanya pernah berhubungan dengan Indonesia. Seperti Aerske van Het Kruis dan istrinya yang saat akhir pekan menginap di hotel itu. Ia tinggal di Belanda dan hanya berjarak satu setengah jam dari hotel.
Saat saya tanya kenapa ia memilih 'House of Java' untuk berlibur, ia menjawab dengan bahasa Indonesia yang baik. “Ini baru pertama kali,” begitu katanya.
Ia mendapat info hotel ini dari promosi di internet. “Karena ada hubungan dengan Indonesia,” sang istri menimpali. Sebelumnya pasangan ini pernah tinggal di Indonesia. “Hampir enam tahun di Sulawesi Tengah, dari tahun 1985 sampai 1991.”Selama di Indonesia ia menetap di kota Tentena. Dan hotel ini seperti menghubungkan dirinya dengan Indonesia. Ia menginap dua malam di hotel ini. “Barangkali saya akan menginap di hotel ini lagi,” begitu katanya saat ditanya kesannya menginap di hotel ini.
Nah, kalau anda sedang berkunjung ke Belgia dan merasa kangen dengan tanah air. Jangan lupa untuk datang ke 'House of Java' yang letaknya di wilayah pedesaan Bolderburg provinsi Limburg. Sambil berlibur anda bisa berjacuzi ria, sauna dan dipijat. Bahkan kalau anda masuk angin bisa minum wedang beras kencur dan minta dikerokin!