Sekitar 25 hingga 18 juta tahun silam, spesies singa marsupial seukuran anjing pernah berkeliaran di antara pepohonan di hutan hujan Australia. Spesies yang telah punah tersebut baru-baru ini berhasil diidentifikasi oleh tim paleontologi dari sebuah fosil.
Spesies singa marsupial yang baru ditemukan itu diberi nama Wakaleo schouteni. Tubuhnya seukuran anjing modern dan berbobot sekitar 23 kg. Spesies ini beratnya sekitar seperlima dari singa marsupial terbesar dan terakhir yang bertahan, Thylacoleo carnifex. T. carnifex berbobot 130 kg dan telah punah sekitar 30.000 tahun lalu.
"Identifikasi spesies ini memberikan wawasan baru tentang keragaman singa marsupial yang agak tak terduga, dan mengungkap lebih jauh asal-usul keluarga Thylacoleonidae," ujar Dr. Anna Gillespie, ahli paleontologi di University of New South Wales, Australia.
(Baca juga: Ratusan Telur Pterosaurus Langka Ditemukan di Tiongkok)
Fosil W. schouteni yang mencakup tengorak kepala nyaris lengkap, gigi, dan tulang lengan atas ini ditemukan di Riversleig World Heritage Area di daerah terpencil di barat laut Queesland.
"Dengan temuan baru ini, kami meyakini bahwa ada dua spesies singa marsupial berbeda yang hidup di akhir Periode Oligosen, setidaknya 25 juta tahun lalu," ujar para peneliti.
Selain W. schouteni, spesies singa marsupial lainnya adalah W. pitikantensis. Ukuran spesies itu sedikit lebih kecil dan diidentifikasi dari gigi serta tulang lengan yang ditemukan di dekat Danau Pitikanta, Australia Selatan pada 1961.
(Baca juga: Berkat Fosil Tulang Rahang, Spesies Baru Dinosaurus 'Bergigi Gergaji' Terungkap)
Awalnya, spesies tersebut diberi nama Priscilleo pitikantensis, karena memiliki beberapa kemiripan dengan genus Priscileo—terutama tiga gigi premolar atas dan empat geraham. Namun, penelitian lebih lanjut pada gigi dan tulang lengan atas menunjukkan bahwa P. pitikantesis merupakan salah satu spesies Wakaleo.
"Kemiripan gigi ini membedakan W. schouteni dan W. pitikantensis dari spesies selanjutnya dari genus ini, yang semuanya menunjukkan penurunan premolar dan molar, dan menunjukkan bahwa mereka merupakan anggota genus yang paling primitif."
"Temuan ini juga menimbulkan pertanyaan baru tentang hubungan evolusioner dari singa marsupial," ungkap Dr. Gillespie.
Hasil penelitian dan deskripsi tentang W. schouteni dipublikasikan dalam Journal of Systematic Palaentology.