Sebanyak 646 ribu orang meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia karena influenza musiman, pejabat kesehatan Amerika mengatakan, Rabu (13/12), naik dari perkiraan-perkiraan sebelumnya mengenai angka kematian akibat penyakit ini.
Laju kematian akibat influenza musiman di seluruh dunia kemungkinan berkisar antara 291 ribu dan 646 ribu orang setiap tahunnya, tergantung tingkat keparahan jenis virus flu yang sedang beredar, kata para peneliti.
Angka itu naik dari perkiraan awal antara 250 ribu sampai 500 ribu kematian, menurut para pejabat dari Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC), yang diterbitkan di jurnal medis, The Lancet.
(Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Virus Flu Bisa Mematikan)
CDC tidak memberikan alasan kenaikan angka perkiraan. Namun CDC mengatakan studi yang dilakukan pihaknya dan para mitra kesehatan global, dilakukan berdasarkan data dari sampel yang lebih besar dan bervariasi dari beberapa negara, dibandingkan sampel sebelumnya.
“Penemuan-penemuan ini mengingatkan kita akan keseriusan penyakit flu dan pencegahan flu harus menjadi prioritas global,” kata Dr. Joe Bresee, direktur kesehatan global pada Divisi Influenza, CDC dan salah satu penulis studi tersebut.
Beban kematian akibat flu paling berat dirasakan di wilayah-wilayah paling miskin di dunia dan di kalangan orang dewasa usia lanjut. Orang dewasa berusia 75 tahun ke atas dan mereka yang hidup di sub-Sahara Afrika memiliki tingkat kematian tinggi akibat penyakit pernafasan yang disebabkan oleh flu, menurut studi tersebut.
Tingkat kematian akibat flu di Mediterania Timur dan negara-negara Asia Tenggara masih sedikit lebih rendah, tapi tetap tinggi untuk kematian, kata para peneliti.
(Baca juga: 10 Makanan Penangkal Flu di Musim Penghujan)
Dr Peter Salama, direktur eksekutif Program Gawat Darurat Kesehatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penemuan-penemuan itu “menyoroti pentingnya pencegahan influenza untuk epidemi-epidemi musiman dan juga kesiapan menghadapi pandemi.”
Kasus-kasus flu di Australia selama musim dingin di belahan bumi selatan mencetak rekor tertinggi jumlah rawat inap dan kematian akibat flu yang dibuktikan dengan tes laboratorium, Dr Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Penyakit Menular dan Alergi, menulis di New England Journal of Medicine, baru-baru ini.
Fauci mencatat vaksin flu hanya 10 persen efektif memerangi jenis virus Influenza A (H3N2), yang menginfeksi warga di Australia. Sedangkan vaksin untuk musim flu di belahan bumi utara tahun ini masih sama. Namun ini berarti musim flu mungkin bisa parah.
Fauci dan para ahli lainnya telah lama menyerukan investasi untuk pengembangan vaksin flu universal yang bisa memberikan perlindungan untuk flu musiman dan pandemi.
Artikel ini pernah tayang di voaindonesia.com. Baca artikel sumber.