Berkat Sel Batang, Tikus Lumpuh Bisa Berjalan Lagi

By , Selasa, 19 Desember 2017 | 20:00 WIB

Kemampuan untuk mengobati cedera tulang belakang merupakan cita-cita dari sains modern, dan sebuah kelompok riset mungkin akan segera mewujudkannya. Dengan menggunakan sel-sel batang manusia, mereka berhasil memperbaiki tulang belakang tikus, memungkinkan hewan pengerat itu berjalan kembali.

Seekor tikus dengan cedera tulang belakang parah mengalami kemajuan besar hanya tiga hari setelah sebuah konstruksi sel batang dimasukkan ke bagian yang rusak. Dan enam minggu setelah pembedahan, tikus itu sudah bisa berjalan kembali.

Shulamit Levenberg dari Institut Teknologi Israel mengatakan, “Dalam proyek ini kami berhasil memicu regenerasi tulang belakang setelah cedera total. Hewan yang tadinya lumpuh total itu mulai bisa berjalan lagi dan saraf sensoriknya berfungsi kembali. Rasanya luar biasa melihat hewan-hewan itu mulai berjalan setelah dua sampai tiga minggu.”

(Baca juga: Eksperimen Berhasil, Akankah Transplantasi Kepala Jadi Kenyataan?)

Prosesnya cukup sederhana: sel-sel batang manusia dimasukkan ke dalam struktur yang terbuat dari serat polimer, kemudian letakkan di atas bagian yang cedera. Dalam hal ini, sel-sel saraf tumbuh di sekitar bagian cedera, yang memungkinkan sinyal-sinyal saraf menemukan jalur yang baru.

Daniel Offen dari Universitas Tel Aviv menjelaskan, "Kami tahu bahwa tulang belakang tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Jadi yang kami upayakan adalah mengambil sel-sel batang dari manusia, memodifikasinya, dan mentransplantasinya dengan bahan-bahan bio dan polimer, yang bisa dimasukkan ke dalam tulang belakang.”

Sekitar 17 ribu orang di AS menderita cedera tulang belakang setiap tahun. Meskipun ada rehabilitasi dan berbagai macam transplantasi saraf, belum ada satupun kasus yang sembuh sepenuhnya. Tapi kini setidaknya ada harapan.

(Baca juga: LIPI Temukan Tikus Baru Kala Ekspedisi di Sulawesi)

“Kami berharap bisa meraih hasil serupa pada manusia dan kita bisa melihat beberapa kemajuan. Ini adalah studi yang masih sangat dini dan kami masih belum tahu bagaimana hasil dan dampaknya pada manusia,” imbuh Levenberg.

Hanya sekitar 40 persen dari tikus-tikus yang menerima transplantasi sel batang akhirnya pulih, dan transplantasinya harus dilakukan dengan cepat setelah cedera, tapi para periset berharap transplantasi sel batang semacam ini akan segera menjadi bagian dari prosedur darurat di setiap rumah sakit.

Artikel ini pernah tayang di voaindonesia.com. Baca artikel sumber.