Internet sudah terlalu banyak terisi dengan situs berita palsu yang memberikan informasi hoax. Google pun berusaha untuk menghentikan penyebaran berita ‘sampah’ yang berpotensi menyesatkan masyarakat.
Perusahaan teknologi raksasa ini akan memblokir situs yang menutupi negara asalnya, agar tidak muncul pada kolom pencarian Google News.
Peraturan ini muncul pada panduan terbaru dari Google. Di situ tertulis, konten yang ingin ditampilkan di Google News harus mematuhi hal berikut: “Semua situs yang terdapat di Google News tidak boleh salah menggambarkan dan menyebutkan serta menyembunyikan informasi terkait kepemilikan atau tujuan utama, atau terlibat dalam kegiatan terkoordinasi untu menyesatkan pengguna. Ini termasuk situs-situs yang menyembunyikan negara asal mereka dan mengarahkan pengguna ke negara lain di bawah premis palsu.”
(Baca juga: Mengapa Berita Hoax Mudah Menyebar?)
Perubahan ini terlihat kecil, tapi dampaknya sungguh besar. Dengan tidak menyertakan situs yang menyembunyikan negara asalnya, Google secara efektif mengubur berita-berita palsu dan mengurangi penyebarannya.
Idealnya, pengguna internet hanya akan mendapatkan berita dari sumber yang terpercaya. Namun, seperti yang kita tahu, media sosial seperti Facebook, membuat hal ini sulit dilakukan.
Bahkan, pembaca paling kritis pun jadi sulit membedakan mana yang benar dan salah karena membanjirnya informasi.
Perang Google dengan situs-situs yang tidak jujur ini sangat membantu mencegah penyebaran berita hoax.
Sebagai contoh, publikasi Rusia yang dioperasikan oleh para propagandis yang berisi berita palsu namun seolah-olah itu berasal dari dokumen resmi Amerika Serikat, akan hilang dari jangkauan online.
(Baca juga: Siapakah yang Lebih Tahan Hoax? Generasi X, Y atau Z?)
Langkah ini tidak mengejutkan, mengingat mesin pencari Google merupakan sumber utama akses informasi bagi banyak orang di internet.
Meksipun Google Search pada dasarnya hanyalah saluran di mana arus informasi mengalir, namun jangkauannya yang masif mengharuskan Google untuk bertanggung jawab atas penyebarannya. Ia harus mengkurasi konten dari sumber-sumber yang tidak jujur.
Ini tidak akan terjadi dalam semalam. Namun, dengan peraturan baru ini, dan adanya fitur Fact Check, akan mengarahkan Google pada misi awalnya. Yaitu, “mengelola informasi di dunia dan membuatnya mudah diakses serta bermanfaat”.