NASA diketahui sedang merencanakan misi antar bintang untuk mencari kehidupan di luar tata surya kita di sistem tiga bintang Alpha Centauri.
Misi tersebut belum memiliki nama. Teknologi yang dibutuhkan untuk terbang ke sana pun belum ada. Meskipun begitu, proyek ini diperkirakan akan diluncurkan bersamaan dengan peringatan 100 tahun pendaratan pertama di Bulan – yakni pada 2069.
Misi ambisius ini membutuhkan pesawat luar angkasa yang bisa melintasi setidaknya 10 persen dari kecepatan cahaya.
Konstelasi Alpha Centauri berjarak 4,4 tahun cahaya. Bahkan ketika sepersepuluh dari kecepatan cahaya tersebut bisa dicapai, kita tetap akan menempuh perjalanan selama 44 tahun. Diperkirakan akan bertemu 'tetangga' Bumi pada 2113.
“Ini masih sangat samar,” kata Anthony Freeman dari Nasa’s Jet Propulsion Laboratory (JPL).
(Baca juga: Setelah 45 Tahun Apollo, Misi ke Bulan Direncanakan Kembali)
NASA mempertimbangkan untuk mengirim satelit kecil tenaga laser yang menurut teori bisa mencapai seperempat kecepatan cahaya. Teknik lain yang dipertimbangkan adalah memanfaatkan reaksi nuklir atau melalui benturan antimateri dan materi.
Diketahui sudah ada eksoplanet di sistem bintang Alpha Centauri, Proxima Centauri b, yang mengorbit bintang kerdil merah. Namun, itu tidak dianggap sebagai lokasi yang tepat untuk menemukan kehidupan alien karena bintang tersebut menyemburkan radiasi yang berbahaya.
Sejauh ini, manusia baru berhasil membuat satu pesawat luar angkasa yang sukses meninggalkan tata surya kita –Voyager 1 – pada 1977.
Terlepas dari keterbatasan teknologi yang dimilikinya, pesawat ini memberi wawasan baru yang menakjubkan tentang planet dan bulan di sistem tata surya kita. Meskipun begitu, ia tidak pernah didesain sebagai pesawat antar bintang.
Voyager 1 saat ini berjarak 11,7 milyar mil dari Bumi dan ‘berguling’ sekitar 38 ribu mph (61 ribu kmh), kurang dari 1 persen kecepatan cahaya.
(Baca juga: Timbul Pertanyaan Mengenai Asteroid Oumuamua, Batu atau Pesawat Alien?)
Pengumuman NASA akan misi ambisiusnya ini menyusul sebuah pengakuan dari mantan kepala biro pemburuan UFO yang merasa yakin bahwa ‘kita tidak sendiri’. Ia mengatakan telah menemukan bukti kuat tentang kehidupan alien.
Belum lama ini, para astronom juga dikejutkan oleh benda langit aneh yang melintas di Tata Surya kita. Objek langit tersebut dianggap tak lazim karena bentuknya yang lonjong dan memanjang seperti cerutu. Selama ini, para astronom belum pernah melihat benda langit semacam itu di Tata Surya kita.
Karena bentuk dan karakteristiknya yang jauh berbeda dengan asteroid lainnya, astronom mulai membuka pemikiran lain mengenai obyek yang dinamakan Oumuamua ini. Astronom berpikir bahwa batuan luar angkasa ini bukan sekadar batu asteroid. Bisa saja, Oumuamua adalah sebuah kapal luar angkasa yang datang dari sebuah peradaban maju di sisi lain alam semesta.