Penduduk Ain Sefra, kota di Aljazair yang berada di tepi barat laut Gurun Sahara, menyaksikan pemandangan tak biasa pada Minggu (7/1). Salju menyelimuti salah satu gurun terpanas di dunia tersebut.
Hampir sekitar 16 inci salju jatuh di atas Gurun Sahara. Ini merupakan yang ketiga kalinya dalam 37 tahun. Hujan salju ini berasal dari tekanan udara tinggi yang terjadi di Eropa sehingga menarik udara dingin ke Afrika Utara.
Salju jarang terjadi di Ain Sefra. Pada Desember 2016, salju akhirnya kembali turun di wilayah tersebut sejak terjadi pertama kalinya pada 1979.
“Ini sangat langka,” ujar Michael Mann, profesor sains atmosfer sekaligus direktur Earth System Science Center di Penn State University.
(Baca juga: Tak Hanya Mencairnya Es, Efek Rumah Kaca Juga Picu Terjadinya Erupsi Gunung Api)
Survei Geologi AS mencatat, pada masa itu, salju beberapa kali terjadi di wilayah Afrika yang tinggi, tapi tidak di gurun Sahara.
“Meskipun suhu Ain Sefra di musim dingin sangat rendah, namun salju tetap jarang terjadi. Hanya beberapa sentimeter curah hujan yang jatuh di sana setiap tahunnya,” papar instansi tersebut.
Sementara itu, menurut Stefan Kröpelin, ahli geologi dari University of Cologne yang meneliti iklim gurun selama beberapa tahun, hampir tidak mungkin mengetahui berapa kali salju turun di Gurun Sahara.
“Sahara sama luasnya dengan Amerika Serikat dan jumlah stasiun cuaca di sana sangat sedikit. Jadi, sebenarnya konyol mengatakan bahwa ini adalah yang pertama, kedua, ketiga kalinya, karena tidak ada yang tahu berapa kali salju turun di masa lalu kecuali benar-benar berada di sana,” paparnya.